Malang Post – Mengawali kegiatan tahun 2024, Kota Batu mengukuhkan dirinya sebagai pusat kegiatan strategis. Dalam upaya mitigasi bencana di Jawa Timur, sebagai tuan rumah penyelenggaraan Program Disaster Leadership Academy (DiLA) Tahun 2024.
Dalam serangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur. Kota Batu berkomitmen untuk menjadi pionir dalam pengembangan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana. Hal itu disampaikan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai.
“Kegiatan DiLA tidak hanya memberikan manfaat dalam hal penanganan bencana, tetapi juga dapat menjadi pendorong ekonomi lokal. Pelatihan ini akan membawa inovasi dari para peserta DiLA, yang dapat menjadi referensi dalam penanganan bencana di Kota Wisata Batu,” tutur Pj Aries, Jumat (26/1).
Pemkot Batu percaya, bahwa keberhasilan DiLA Tahun 2024 akan menciptakan tonggak sejarah dalam upaya mitigasi bencana di Jawa Timur. Dengan kolaborasi yang kuat, teknologi terkini dan keterlibatan masyarakat yang maksimal. Kota Batu siap menjadi pelopor dalam membentuk masyarakat yang lebih aman, tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kepala BPSDM Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto mengatakan, program ini menjadi tonggak penting dalam menjawab kompleksitas tantangan dan risiko bencana di wilayah ini. Mulai dari gempa bumi, banjir hingga letusan gunung berapi dan cuaca ekstrim.
“Setiap langkah yang kami ambil adalah investasi untuk ketahanan masa depan. Mari bersama-sama mengukir kisah tangguh, mempersiapkan diri untuk menghadapi apapun yang akan datang,” katanya.
SAMBUT: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat menyambut tamu-tamu peserta DiLA 2024 dari jajaran pejabat Pemprov Jatim. (Foto: Ananto Wibowo)
Menurutnya, keberlanjutan program ini menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, DiLA Tahun 2024 di Kota Batu telah dirancang sebagai sebuah inisiatif holistik. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga kemanusiaan, perusahaan, akademisi dan masyarakat umum.
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, salah satu inovasi yang diusung oleh DiLA 2024 adalah penggunaan teknologi dalam pelaksanaan program. Sejumlah simulasi bencana dengan teknologi virtual reality (VR) akan menjadi bagian integral dari pelatihan.
Lewat cara itu, akan memberikan pengalaman realistis kepada peserta untuk merespons dan mengatasi situasi darurat. Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat pembelajaran dan mempersiapkan para pemimpin lokal dengan lebih efektif.
Kegiatan DiLA 2024 di Kota Batu, tidak hanya terfokus pada pelatihan dan simulasi. Melainkan juga pada penguatan kerja sama lintas sektor. Berbagai workshop, seminar dan forum diskusi akan diadakan untuk memfasilitasi pertukaran ide dan pengalaman antara para pemangku kepentingan. Keberhasilan dalam penanggulangan bencana, memerlukan kolaborasi yang erat di antara semua pihak.
“Selain itu, program ini juga mengedepankan pendekatan inklusif. Dengan melibatkan masyarakat setempat secara langsung. Pelatihan keterampilan darurat akan diberikan kepada warga, menjadikan mereka lebih siap dan mampu memberikan bantuan pertama dalam situasi darurat sebelum bantuan resmi tiba,” tuturnya.
Disisi lain, gelaran DiLA 2024 di Kota Batu akan menjadi momentum bagi para peserta, untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang strategi mitigasi bencana yang efektif. Para ahli dan praktisi terkemuka dalam bidang ini akan berbagi wawasan dan pengetahuan mereka. Memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pemimpin lokal untuk terus berperan aktif dalam melindungi komunitas. (Ananto Wibowo)