Malang Post – Jika tak ada perjuangan masyarakat Desa Tulungrejo serta tokoh-tokoh masyarakat 74 tahun lalu. Mungkin saat ini tak ada namanya Taman Rekreasi Selecta, di Kota Batu. Taman rekreasi legendaris itu jadi cikal bakal menjamurnya destinasi wisata di kota ini.
Jumat, (19/1) tempat rekreasi yang menyuguhkan hamparan taman bunga dan fasilitas kolam renang itu telah berusia 74 tahun. Terhitung setelah diakusisi masyarakat dari Belanda pada 19 Januari 1950.
Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi menyatakan, Selecta yang saat ini merupakan Selecta reborn atau lahir kembali. Sejatinya tahun kelahiran pertama Selecta adalah tahun 1930. Saat itu masih jaman penjajahan Belanda.
“Tahun 1928 Belanda datang ke tempat ini (Selecta.red). Mereka datang lalu membangun Selecta dan selesai tahun 1930. Kemudian pembangunan terus berlanjut, mereka bangun hotel dan pemandian Selecta,” tutur Sujud.
Setelah dibangun dan jadi, mulai tahun 1930 hingga 1942 Taman Rekreasi Selecta dikuasai oleh Belanda. Kemudian pada tahun 1942 hingga 1945 dikuasai Jepang. Sebab saat itu, Belanda telah meninggalkan Indonesia.
Kemudian setelah Indonesia merdeka, Jepang pulang ke negerinya sendiri. Karena ditinggal, otomatis tempat rekreasi itu kosong tanpa penguasa. Untuk mengisi kekosongan itu, walaupun berstatus tempat rekreasi, Selecta digunakan untuk bertani oleh masyarakat sekitar.
“Kemudian pada tahun 1949 muncul gerakan pemuda, masyarakat Desa Tulungrejo serta tokoh masyarakat ingin menghidupkan kembali Selecta. Apalagi di Selecta sudah ada hotel, kolam renang dan taman rekreasinya,” ujar Sujud.
BERI SANTUNAN: Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi saat memberikan santunan kepada perwakilan masyarakat. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pada akhirnya, kelompok tersebut sepakat untuk menghidupkan dan mengelola Selecta. Meski begitu prosesnya tak semudah membalikkan telapak tangan.
“Belanda pintar. Setelah didirikan Belanda langsung membuat PT. Sehingga tak bisa dikuasai begitu saja meski Indonesia sudah merdeka. Sehingga masyarakat harus membeli dari Belanda,” tuturnya.
Total ada 1100 perseorangan yang membeli. Kemudian jadi 5000 lembar saham. Lalu seiring berjalannya proses yang cukup rumit itu. Pada tahun 1950 Selecta bisa dikelola dan dibangun oleh kelompok masyarakat.
“Pada saat itu dibeli seharga Rp326 ribu. Dapat 17 hektare tanah beserta isinya. Karena itu, kami menjadikan hari jadi pembangunan Selecta tahun 1950. Tahun ini usianya sudah genap 74 tahun. Namun jika dihitung dari pembangunan awal, usianya sudah 94 tahun,” beber dia.
Di hari jadi yang ke 74 tahun ini, Selecta mengusung tema ‘Merawat Kebahagiaan’. Dari tema itu, jajaran PT Selecta ingin bersyukur. Melihat pertumbuhan Selecta yang cukup menggembirakan, apalagi juga sempat dihantam Pandemi Covid-19.
“Saat Pandemi kami sempat terpuruk. Di hari jadi tahun ini, kami undang lansia kurang beruntung di Desa Tulungrejo, untuk turut merawat kebahagiaan. Dengan mengajak makan siang bersama dan memberikan santunan. Total ada 262 lansia,” bebernya.
Minggu kemarin, pihaknya juga mengajak 13 lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Kota Batu, satu Ponpes dan dua anak yatim yang ada di Desa Tulungrejo untuk berlibur gratis ke Selecta. Total ada 838 anak.
“Ini kami lakukan sebagai bentuk rasa syukur kami. Dari setiap rizky yang kami peroleh, ada hak anak yatim dan masyarakat kurang beruntung yang harus dibagikan. Kami berharap, melalui cara ini, bisa terus merawat kebahagiaan. Bukan hanya 74 tahun, tapi bisa 100 tahun bahkan 200 tahun,” tuturnya.
Disisi lain, Sujud juga menyampaikan, di tahun 2024 ini Selecta tidak akan banyak berbenah dan ingin menabung terlebih dahulu. Untuk mengumpulkan anggaran, guna melakukan pembangunan pasar wisata di tahun 2025 mendatang.
“Untuk melakukan sebuah pembangunan, mami berpedoman pada himbau Bung Hatta saat datang ke Selecta. Yakni ‘bangunlah Selecta ini dengan kekuatan sendiri, dengan dana sendiri’. Intinya untuk membangun Selecta tidak boleh hutang,” tuturnya.
Selain itu, Sujud juga mengungkapkan, pada tahun 2023 lalu pihaknya menargetkan 750 ribu wisatawan dan terealisasi 715 ribu wisatawan. Tahun ini, pihaknya menargetkan 800 ribu wisatawan dan sangat optimistis tercapai.