Malang Post – Kota Batu mulai menggelar imunisasi/ vaksinasi polio Senin, (15/1/2024). Beragam tingkah lucu anak-anak saat akan digelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) polio muncul. Mulai dari menangis hingga berlarian ketakutan.
Mereka ketakutan karena mengira imunisasi tersebut dilakukan dengan cara suntik. Petugas medis yang datang bersama guru sekolah kemudian berusaha membujuk siswa yang ketakutan hingga bersedia diimunisasi.
Kepada anak-anak, petugas menjelaskan, imunisasi kali ini tidak berupa suntik, hanya diteteskan melalui mulut. Rayuan dan penjelasan petugas membuahkan hasil, hingga akhirnya anak yang ketakutan bersedia untuk mengikuti imunisasi.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, di hari pertama imunisasi, anak-anak cukup antusias untuk mengikuti. Total ada 4.305 anak yang sudah tercover imunisasi polio dari target 24.677 anak, atau 17,4 persen.
“Hari pertama berjalan lancar, meski ada beberapa anak yang tidak hadir, karena masih sakit. Imunisasi dilakukan di sejumlah tempat. Seperti di Posyandu Dahlia Dadaprejo, SDN Punten 2 Bumiaji dan sejumlah tempat lainnya,” papar Susan.
Proses imunisasi polio kepada anak usia 0 hingga 8 tahun kurang satu hari tersebut bakal berlangsung hingga 20 Januari mendatang. Imunisasi itu dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka.
Imunisasi itu dirasa sangat perlu. Sebab sebelumnya Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh virus polio tipe dua.
IMUNISASI POLIO: Hari pertama imunisasi polio di Kota Batu, ada sejumlah anak yang ketakutan karena mengira imunisasi dilakukan dengan suntik. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Rinciannya ada dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu. Sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, sejauh ini Dinkes Kota Batu belum menemukan adanya kasus penyakit lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP), yang disebabkan oleh virus Polio tipe dua di Kota Batu.
“Meski begitu imunisasi tetap harus dilakukan. Guna meningkatkan kekebalan tubuh anak. Proses imunisasi dilakukan dengan metode tetes. Bukan dilakukan dengan cara disuntik,” papar Susan.
Untuk mensukseskan imunisasi tersebut di Kota Batu. Pihaknya telah menyiapkan sebanyak 292 Pos PIN yang tersebar mulai di puskesmas, posyandu dan SD/MI. Untuk melakukan pencegahan polio pada anak. Selain melalui imunisasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia. Yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun,” katanya.
Lalu memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah Kota Batu memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan, pada kegiatan Sub PIN. Kemudian menerapkan PHBS, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat. Bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.
“Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio,” tutupnya.