Malang Post – Polresta Malang Kota, akan memaksimalkan peran polisi RW, untuk mengatasi problem begal yang mulai marak.
Termasuk juga memberikan edukasi kepada masyarakat, agar lebih waspada, khususnya di lingkungan RT dan RW.
Penegasan itu disampaikan Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (8/1/2024).
“Untuk kejadian begal yang sekarang ini terjadi, salah satunya yang ada di Danau Kerinci. Sampai korban kena sabetan di kepala dan kasusnya sekarang masih proses penyelidikan,” kata Ipda Yudi.
Dengan adanya laporan begal yang terjadi di Kota Malang, tambahnya, Polresta Malang Kota melakukan patroli rutin di jam jam yang dinilai rawan.
“Untuk jam rawan begal, biasanya ketika memasuki sore hari di pukul 17.30 sampai 18.30. Di jam ini, para pelaku memanfaatkan momen karena banyak orang yang beribadah,” tegasnya.
Yudi menambahkan, sejauh ini laporan begal itu memang sudah masuk dan masih proses penyelidikan. Yang jadi kendala, karena pelaku menggunakan helm dan tanpa nomor polisi.
Sementara itu, pakar Sosiologi UNMER Malang, Catur Wahyudi menjelaskan, para pelaku begal justru lebih banyak anak usia remaja. Yang secara ekonomi masih belum banyak beban seperti orang dewasa.
“Tapi mereka punya alasan tertentu. Seperti ada gaya hidup mereka, yang mendorong mereka melakukan begal, untuk mendapatkan uang dengan cara ilegal,” sebutnya.
Catur juga menjelaskan, kejahatan begal pada remaja perlu dilakukan pendalaman. Karena bisa jadi kejahatan mereka, masih berkelanjutan dengan tindakan menyimpang lain. Seperti narkoba atau mungkin mereka yang biasa minum minuman keras.
“Sebenarnya begal itu memiliki risiko tinggi. Ketika tertangkap, bisa jadi dikeroyok sampai meninggal. Sehingga perlu nyali yang besar. Hal ini membuktikan bahwa para pelaku ini juga sebenarnya ingin uji nyali mereka,” tandas Catur. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)