
Malang Post – Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menunjukkan kebutuhan yang besar untuk memfasilitasi pembelajaran agama Islam. Terutama dalam belajar Al-Qur’an, bagi berbagai kelompok usia dan latar belakang.
Fakta menunjukkan, 72 persen muslim di Indonesia, masih menghadapi kendala dalam menguasai huruf-huruf Al-Qur’an.
Di tengah era digital, teknologi menjadi sebuah solusi yang signifikan untuk memajukan pendidikan agama.
Menghadapi tantangan literasi Al-Qur’an di Indonesia, tim inovatif Habibul Quran, yang terdiri dari enam anggota, termasuk dua dari FMIPA Universitas Brawijaya, Febi Febriyanti Salina dan Fariz Indra D, menciptakan aplikasi inovatif bertajuk Habibul Quran.
Aplikasi ini didesain untuk membimbing perjalanan belajar Al-Qur’an dengan pendekatan modern dan teknologi canggih.
“Melalui HaQu, kami berkomitmen untuk memberikan solusi inovatif dan efektif dalam memberantas buta huruf dan meningkatkan literasi Al-Qur’an di kalangan umat Muslim Indonesia,” ujar Febi. Senin (1/1/2024) kemarin.
Ditambahkan, HaQu tidak hanya sebagai aplikasi pembelajaran pada umumnya.
Terkini, aplikasi ini memberikan pengalaman belajar yang unik dan interaktif bagi pengguna. Dibuat dengan cermat oleh tim yang peduli akan pendidikan al-quran, Habibul Quran menawarkan berbagai fitur inovatif yang menjadikan proses belajar Al-Qur’an lebih mudah, menyenangkan, dan terjangkau.
Fitur unggulan Habibul Quran, melibatkan latihan pelafalan ayat dan huruf Hijaiyah dengan evaluasi langsung.
“Selain itu, audio rekaman bacaan Al-Qur’an oleh qari terkenal juga disediakan, memungkinkan pengguna belajar melalui contoh pelafalan yang benar,” imbuhnya.
Habibul Quran dirintis oleh Febi Febriyanti Salina B dan Fariz Indra Darmawan dari Universitas Brawijaya, Mujadid Syahbana dari Universitas Indonesia, Utsman Abdurrahman dari IPB University, Giovaldi Ramadhan dari Institut Teknologi Harapan Bangsa dan Wilbert Josef Tanumihardja dari Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie. Enam mahasiswa ini tergabung melalui program Bangkit Academy tahun 2023.
Tim HaQu adalah bagian dari top 20 project di program ini, bersaing dengan 787 ptogram IT lainnya.
Dengan riset yang dilakukan selama 3.5 bulan sejak awal hingga rilis di PlayStore, tim ini berhasil meraih dukungan dana sebesar Rp140 juta, dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Google.
“Untuk pengembangan Habibul Quran sebagai satu langkah besar dengan harapan dapat memberikan dampak positif yang siginifikan untuk peningkatan kemampuan literasi digital dan pendidikan di Indonesia. Kami yakin, pembelajaran Al Quran menjadi lebih modern, efektid dan menyenangkan melalui Habibul Quran,” pungkasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)