Malang Post – Di sela-sela pengambilan rapot para siswa, Selasa (19/12/2023), Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Kolese Santo Yusup Malang, mengajak orang tua siswa untuk memiliki wawasan tentang generasi Z. Melalui seminar bertema: ‘Broaden insight into gen z’. Menghadirkan konten kreator sekaligus motivator Dr. Hendi Pratama.
Waka Humas Kosayu, Agustinus Yohan Kristian menjelaskan, acara utama sebenarnya penyerahan rapor. Kemudian menambahkan seminar Hendi Pratama untuk memperluas wawasan tentang generasi Z.
“Kami memberi informasi kepada orang tua dan siswa tentang generasi Z. Dengan harapan wali siswa bisa paham tentang generasi Z ini, sehingga tidak salah memberi treatment. Saat ini Informasi di internet banyak, tapi sedikit yang tahu tentang cara mengasuh anak jaman sekarang,” ujarnya.
Acara dibagi menjadi dua sesi. Sesi untuk siswa kelas 10 dan kelas 11, dengan total sekitar 800-an siswa. Kemudian sesi kedua, seminar untuk orang tua yang diikuti sekitar 300-an, baik secara langsung maupun virtual.
“Kami upayakan agar setiap tahun ada seperti ini. Kami berupaya agar dapat mewujudkan SMAK Kosayu yang berhubungan secara baik dengan orang tua. Salah satunya dengan hari ini menghadirkan motivator dan dosen dosen dari Unnes, aktif di tiktok dan influencer, Dr. Hendi Pratama,” ujar Agustinus.
Di satu sisi, Hendi Pratama saat menjadi pembicara menyampaikan, tidak jarang orang tua salah paham dengan keinginan anak. Demikian pula sebaliknya. Sehingga moderasi dan negosiasi antara orang tua dengan anak, menjadi kata kunci dalam parenting.
Dalam seminar yang digelar secara luring dan daring ini, Hendi juga menanggapi sejumlah pertanyaan dalam sesi tanya jawab. Salah satunya perbedaan sudut pandang antara anak dan orang tua, tentang apa yang diajarkan di sekolah itu.
Anak mengatakan, sekolah identik dengan serangkaian mata pelajaran dan PR. Sementara menurut orang tua, sekolah itu tempat untuk mengajarkan kesabaran, kerja sama, maupun etika.
Hendi sangat mengapreasiasi langkah SMAK Kosayu, dengan digelarnya seminar dalam School Parent Gathering kali ini.
“Kegiatan ini cukup langka, karena sekolah mengundang siswa dan orang tua sekaligus, sehingga masing-masing bisa langsung saling cross-check. Apalagi tadi pertanyaan yang diajukan bagus-bagus semua,” tukas dosen yang aktif di media sosial baik di TikTok, Instagram, maupun YouTube ini.
Hendi menekankan kepada orang tua, agar tidak menjadikan anak sebagai replika kehidupan mereka.
“Biarkan mereka menjadi anak episode sendiri, lebih utuh dan tidak sama dengan orang tuanya. Syukur-syukur kalau kebetulan bakatnya memang cocok untuk meneruskan usaha, karir atau profesi yang menjadi mimpi orang tuanya, tapi itu sebenarnya tidak harus demikian,” tandasnya.
Salah satu orang tua siswa, Ernawati, asal Malinau, Kalimantan. Secara spesial ia hadir jauh-jauh hanya untuk acara ini. Menurutnya, acara ini sangat penting karena untuk mengetahui lebih dalam putra satu satunya.
“Luar biasa acara ini, karena kita sebagai orang tua saya kadang beda pemikiran. Dengan ikut seminar ini, pikiran kita jadi terbuka, ternyata generasi Z itu begini. Kalau anak sekarang beda dengan dulu. Saran saya, kalau nanti ada lagi, sesi tanya jawabnya diperpanjang lagi,” ujar orang tua siswa kelas 10 tersebut. (M. Abd. Rahman Rozzi)