Malang Post – Sanksi untuk playmaker Arema FC, Pablo Angle Ariel Lucero, ternyata sudah dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI sejak Rabu (6/12/2023) lalu. Atau sebelum pekan ke-22, ketika Arema FC menjamu Persis Solo, pada Sabtu (9/12/2023).
Hanya saja, karena saat laga di Stadion Kapten I Wayan Dipta itu berjalan, tim pelatih Arema FC susah tahu Ariel bakal absen. Rujukannya adalah larangan sekali tampil, jika ada pemain terkena kartu merah langsung.
Tetapi tidak menduga jika larangan itu, justru untuk empat pertandingan. Sebagai bentuk hukuman tambahan, atas perilaku pemain berusia 24 tahun tersebut, yang dengan sengaja menyikut pemain Bali United.
Tak heran jika saat ini, tim pelatih Arema FC mulai berpikir soal dampak sanksi yang harus diterima pemainnya. Terlebih-lebih, mantan pemain All Boys Argentina tersebut, adalah pemain utama.
Catatan PT Liga Indonesia Baru, sejak pekan pertama Liga 1 musim 2023/2024, Ariel Lucero terus berada di daftar susunan pemain hingga pekan ke-21. Atau secara total, pemain yang sudah membuat tiga assist tersebut, bermain sepanjang 1.726 menit.
“Kehilangan Ariel Lucero tentu berdampak ke permainan kita. Apalagi, dia selama ini merupakan pemain inti. Namun kami harapkan dampaknya tidak terlalu signifikan,” kata Asisten Pelatih Arema, Kuncoro, mengutip dari laman Wearemania.
Kuncoro pun memastikan, sesuai strategi yang sudah disusun pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, timnya tidak akan mengubah cara bermain dengan absennya Ariel Lucero.
Apalagi strategi itu sudah dilakoni pemain Arema FC, ketika skuadra Singo Edan ini berhasil menang 3-1 atas Persis Solo di pekan ke-22.
Ketika itu, Fernando Valente memasang duet pemain muda Arkhan Fikri, dengan gelandang asal Kolombia, Julian Guevara.
“Absennya Ariel tidak sampai membuat kami mengubah cara bermain. Semua sudah ada pakemnya, sesuai dengan yang diracik pelatih kepala.”
“Yang kami lakukan hanya mengganti pemain di posisi yang ditinggalkan Ariel. Alhamdulillah, langkah ini berjalan dengan baik saat lawan Persis,” sebut mantan gelandang jangkar Arema itu.
Bahkan ketika Arema FC bakal melanjutkan kiprahnya di kompetisi tertinggi di tanah air. Dengan turun di pekan ke-23, saat dijamu Barito Putera, diyakini tim yang berdiri pada 1987 itu, masih memiliki energi positif.
Terlebih-lebih kemenangan besar itu, didapatkan setelah tiga laga beruntun tanpa kemenangan. Yakni ketika imbang 2-2 saat dijamu Persib Bandung. Serta kalah 0-1 dari Persik dan 2-3 lawan Bali United.
Sekalipun di balik kemenangan 3-1 atas Persis itu, juga muncul data statistik yang cukup mengagetkan. Karena penguasaan bola hanya 34 persen. Atau boleh disebut, di laga yang disaksikan 110 penonton itu, Arema FC cenderung bermain bertahan.
“Terkadang kami tidak bisa menunjukkan permainan terbaik. Seperti yang sudah disiapkan tiap hari. Namun saya tahu situasi di tim ini. Sekarang kami memiliki energi positif untuk ke depan. Jadi kita bisa segera keluar dari zona degradasi,” kata Julian Guevara.
Pemain 31 tahun tersebut menilai, kemenangan atas Persis Solo bisa menjadi energi positif bagi Arema, untuk terus meraih kemenangan demi kemenangan. Setidaknya tersisa 12 pertandingan yang bisa dimenangkan.
“Saya sangat bangga dengan rekan-rekan satu tim, yang memiliki semangat juang dan komitmen. Kami bisa menunjukkan bahwa dengan bersama-sama kita sangat kuat.”
“Kami menunjukkan pekerjaan bagus. Saat ini kami akan lanjutkan bagaimana cara kami bermain. Saya sangat yakin bahwa ke depan akan lebih banyak lagi kemenangan demi kemenangan yang kita dapatkan,” tegasnya. (*/ Ra Indrata)