Malang Post – Universitas Islam Malang (Unisma), menggelar sarasehan bertajuk: ‘Penguatan Entrepreneurship Perguruan Tinggi menuju World Class University’. Bersama Rektor Telkom University, Prof. Dr. Adiwijaya di hall KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Pascasarjana Unisma, Kamis (7/12/2023), kemarin.
Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka memberikan penguatan kepada civitas akademika Unisma. Dalam menyongsong milestone entrepreneur university, beberapa tahun mendatang.
“Kita hadirkan Rektor Telkom University dari Bandung ini, karena kita tahu Telkom University merupakan perguruan tinggi swasta papan atas bersama Unisma. Hanya saja, mereka dalam bidang entrepreneur sudah lebih landing daripada kita,” ujarnya.
Pihaknya telah menyiapkan pedoman untuk Entrepreneur University. Di internal kampus sudah dibentuk iklim entrepreneur yang baik, untuk para civitas akademika.
“Rencananya pada akhir Desember 2023, kami mengadakan pameran bidang entrepreneur. Itu menjadi bagian kita menjalankan entrepreneur university,” jelasnya.
UNDANGAN: Para peserta sarasehan ketika menyimak paparan yang disampaikan Rektor Telkom University. (Foto: Istimewa)
Sementara itu, narasumber sarasehan, Prof. Dr. Adiwijaya menyampaikan pentingnya ekosistem dalam membangun entrepreneur university.
Ekosistem ini tidak hanya sekadar dari internal, tapi harus punya stakeholder di luar. Baik dengan masyarakat maupun industri harus bersama-sama.
“Karena problem itu datangnya dari masyarakat dan industri. Nah, itu harus ter-capture dengan baik. Apabila kita berhasil meng-capture masalah itu dengan baik, maka kita memikirkan solusi dengan fokus. Nah, solusi itulah yang harus diberikan oleh universitas,” terangnya.
Rektor Telkom University juga mengajak sivitas akademika Unisma, untuk membangun ekosistem yang baik, serta memberikan solusi kepada khalayak umum.
Tentunya untuk menumbuhkan ekosistem itu, katanya, ada semacam penggerak. Di Bandung Telkom University ada yang namanya Bandung Tekno Park.
“Satu hal yang kami lakukan yakni menjadi hub (penghubung) antara kebutuhan sosial, ekonomi, masyarakat industri dan seterusnya. Dengan teman-teman researcher, para innovator yang ada di kampus. Dari situ, akan muncul ide-ide bagus,” ungkapnya.
Pihaknya saat ini juga sedang mengembangkan, tidak hanya sekadar kick and rush, ada problem selesaikan.
Mahasiswa jika ingin jadi entrepreneur, sebutnya, mereka tidak hanya di bekali mata kuliah kewirausahaan, tapi mereka diberikan pembekalan yang disebut kampus merdeka merdeka belajar.
“Salah satunya dulu kami mendefinisikan dua semester mereka belajar entrepreneur. Dari mulai memvalidasi ide, market survey dan seterusnya. Sampai tugas akhir pun di bidang enterpreneur. Sehingga bisa konvergen apa yang mereka lakukan,” pungkasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)