Malang Post – KPID Jawa Timur Kembali menegaskan pentingnya perhatian terhadap siaran disabilitas dalam praktik penyiaran si Jawa Timur. Penegasan ini disampaikan Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua ketika dikonfirmasi terkait peringatan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada hari ini.
“Di peringatan Hari Disabilitas Internasional ini kami kembali menegaskan kepada seluruh lembaga penyiaran di Jawa Timur agar memberikan perhatian pada siaran disabilitas. Bukan hanya menghadirkan siaran tapi siaran yang berkualitas, ungkap Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua.
Yang dimaksud dengan siaran berkualitas, Yosua yang juga mantan jurnalis ini menambahkan bahwa siaran berkualitas adalah siaran yang didasarkan pada pemahaman yang benar terhadap penyandang disabilitas.
Hal tersebut menurut Yosua, dapat menghindarkan lembaga penyiaran dari beberapa kesalahan seperti menjadikan penyandang disabilitas hanya sebagai obyek berita yang “human interest” atau “termehek-mehek”.
Selain itu dengan pemahaman yang pas lembaga penyiaran akan berusaha menampilkan program yang ramah akses bagi penyandang disabilitas terutama tuna netra dan tuna rungu.
Apa yang disampaikan Yosua ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Umum BK3S (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial) Jawa Timur Pinky Saptandari. “Penyiaran tentang disabilitas harus memberikan nuansa pemberdayaan yang memberikan kemandirian bagi disabilitas dengan mengangkat potensi dan prestasi, bukan sensasi, ungkap Pinky yang juga dosen Unair ini.
Ketika dikonfirmasi terkait apa yang sudah dilakukan KPID Jatim dalam mendorong penguatan siaran disabilitas, ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan. Diantaranya bimbingan tehnis kepada lembaga penyiaran, literasi kepada organisasi penyandang juga aktivis disabilitas dan MoU dengan berapa organisasi.
Terbaru, kegiatan yang dilakukan adalah Literasi Media untuk Disabilitas diselenggarakan di Gedung BK3S Jawa Timur (30/11/2023). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pertuni Jawa Timur, Pertuni Surabaya, Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Jawa Timur, Komunitas Mata Hati Surabaya, Perkumpulan Sepak Bola Amputasi (Persas Surabaya), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Surabaya, Tim Bisindo dan Aksesbilitas (Tiba) Surabaya, serta Difa Laras Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani MoU antara KPID Jatim dengan BK3S Jawa Timur, Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Jawa Timur dan Komunitas Mata Hari (KMH).
“MoU ini wujud perjuangan bersama untuk mewujudkan siaran ramah disabilitas sebagaimana diamanatkan regulasi. Ini tanggung jawab bersama,” ungkap Yosua.
Menanggapi langkah KPID Jatim, Pinky Saptandari yang juga pegiat sosial menyatakan dukungannya dan berharap seluruh media khususnya media penyiaran berusaha menghadirkan siaran ramah disabilitas dan bermuara pada optimalisasi potensi disabilitas.
“Media penyiaran memiliki peran signifikan dalam pemenuhan hak informasi kaum difabel sekaligus menjadi media edukasi kepada masyarakat terkait sudut pandang yang benar tentang penyandang disabilitas. (Tim Media KPID Jatim)