Malang Post – Sejak bergabung Arema FC mulai 23 Agustus 2023 lalu, sudah 11 pertandingan dilakoni pelatih asal Portugal, Jose Fernando Martins Valente.
Tetapi sepanjang laga tersebut, tak satupun komentarnya soal wasit, pernah keluar dari mulut pelatih berusia 64 tahun itu.
Baru setelah pertandingan pekan ke-20, ketika Arema FC dikalahkan Persik Kediri, 0-1, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Fernando Valente bersuara keras terhadap pengadil di lapangan.
“Biasanya saya tidak terlalu suka bicara soal wasit. Tetapi melihat pertandingan sore ini (Senin, 27/11/2023), wasit harus bisa meningkatkan kemampuannya lagi,” kata Fernando Valente.
Komentar yang disampaikan saat post match press conference itu, tidak lepas dari keberadaan wasit Ryan Nanda Saputra di laga yang disaksikan 108 penonton itu. Puncaknya ketika Ryan Nanda mengusir Jayus Haryono.
Gelandang jangkar Arema FC itu, diusir setelah mendapatkan dua kartu kuning. Sebelumnya, Jayus sudah menerima kartu kuning di menit ke-44. Disusul kartu kuning kedua, yang dilanjutkan dengan kartu merah, ketika laga baru berjalan di menit ke-48.
Dalam sebuah perebutan bola di area garis tepi lapangan di depan bench pemain, Jayus dan Renan Silva terlibat dalam perebutan bola tanggung. Kedua pemain sama-sama menyambut bola dengan melompat.
Di tayangan ulang televisi, terlihat kaki Jayus memang mengenai kaki Renan. Sementara bola justru berhasil dikontrol Renan Silva. Tapi dalam waktu bersamaan, kaki Renan juga mengenai kaki Jayus. Bahkan menyebabkan cedera di kaki bagian dalam.
“Sering kali saat kita mendapatkan keuntungan, tetapi selalu saja ada fault. Juga ketika ada pemain yang jatuh, seharusnya wasit tetap melanjutkan pertandingan. Tidak perlu sedikit sedikit menghentikan pertandingan,” jelasnya.
Belum lagi, Fernando Valente juga sangat kecewa dengan hasil akhir pertandingan. Padahal, mereka sudah bekerja keras sepanjang dua minggu, untuk secara khusus mempersiapkan pertandingan ke-20 di Liga 1 musim 2023/2024 ini.
“Tentu saja kita kecewa dengan hasil pertandingan sore ini. Kita bekerja sangat keras dalam dua minggu ini, untuk melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Untuk mendapatkan tiga poin saat menjamu Persik Kediri,” sebutnya.
Namun, tambah pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut, dalam pertandingan itu hasilnya mengubah dari yang sudah mereka rencanakan. Karena beberapa hal, yang dinilai justru merugikan Arema FC.
Dia menyebut, di babak pertama Arema FC sudah bisa menciptakan beberapa peluang. Meski di masa itu, permainan berjalan agak lambat. Juga banyak berhenti, karena banyak terjadi pelanggaran.
Kondisi tersebut, dinilai sangat menguntungkan Persik Kediri. Yang memang dalam kacamatanya, selalu berusaha mencari waktu, untuk dapat memperlambat permainan.
“Sebenarnya saat memulai babak kedua, kita berharap pertandingan berjalan sesuai yang sudah direncanakan. Tetapi kita punya kartu merah, yang membuat kita menjadi sangat sulit,” tegasnya.
Itulah sebabnya, sekalipun Arema FC tetap mampu menjalankan organisasi permainan, untuk mencapai hasil yang terbaik. Bahkan dengan kekurangan pemain, mereka bisa mengontrol pertandingan. Namun bermain dengan 10 pemain, membuat Arema mendapat kesulitan.
“Saya tidak suka kebobolan lewat set piece. Mereka bisa menciptakan gol lewat tendangan penjuru.”
“Tapi ini kenyataan yang harus dihadapi. Kita tidak akan pernah menyerah. Dan kita percaya di pertandingan selanjutnya, kita bisa mengubah situasi, dengan opsi-opsi yang sudah kita punya,” demikian sebutnya. (Ra Indrata)