Malang Post – Bullying adalah tindakan agresif yang biasanya dilakukan seseorang untuk mengintimidasi atau mendominasi orang lain yang dinilai lebih lemah.
Perilaku penyimpangan sosial ini, dapat terjadi di mana saja. Mulai dari lingkungan sekolah hingga lingkungan kerja.
Seseorang yang dianggap lemah sering kali menjadi target bully. Dalam kegiatan sehari-hari, orang yang di-bully akan merasa kesulitan dalam mempertahankan dan melindungi dirinya sendiri.
Lantaran hal itulah sekelompok mahasiswa FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) UM (Universitas Negeri Malang) melakukan serangkaian pengabdian masyarakat.
Mereka adalah Abdul Majid Wafa, Armata Muhammad Azzam Al-Kautsar, Dinda Putri Rifanti, Muhammad Dzulfikar, Yunisa Dinda Aulia Shaznaz.
Tim pengabdian masyarakat mata kuliah PKN ini, melakukan sosialisasi pencegahan bullying di lingkungan sekolah.
Bertempat di SD Tahfidz Al-Qur’an Daarul Ukhuwwah, Jalan Jagung, Bamban, RT 03/RW 05, Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pencegahan secara dini tindakan bullying dengan cara memberikan sosialisasi kepada anak tentang apa itu bullying supaya tidak melakukan bullying kepada temannya.
Pesertanya murid kelas 1-4 berjumlah 60 anak. Pencegahan sejak dini perlu dilakukan, karena bisa terjadi di kelompok usia mana pun.
Menurut American Psychological Association, bullying adalah suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain.
Bullying bisa dilakukan secara fisik, lisan, maupun cara lain yang lebih halus seperti memaksa atau memanipulasi.
Adapun beberapa contoh bullying yang sulit dideteksi adalah intimidasi, ancaman dan pengucilan. Meski tidak meninggalkan bekas fisik, tindakan-tindakan bullying tersebut tetap berdampak negatif terhadap kesehatan mental korban.
Keinginan untuk melakukan bullying tidak muncul dengan sendirinya. Faktor penyebabnya dapat berasal dari lingkungan keluarga, sosial, maupun diri sendiri. Mencegah terjadinya bullying dapat menerapkan hal-hal berikut:
- Mengajari Anak tentang Bullying. Anak perlu mengetahui bahwa bullying atau menindas orang lain adalah hal yang tidak baik.
Berikan contoh bahwa memukul teman atau menghina orang lain sebagai lelucon adalah hal yang tidak baik dan tidak terhormat, serta dapat menimbulkan trauma bagi para korbannya. Dengan begitu, anak dapat mengerti dan tidak melakukan tindakan agresif kepada orang lain.
- Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak. Bullying bisa terjadi karena rasa percaya diri yang rendah. Untuk itu, cobalah bangun rasa percaya diri anak dengan mendorongnya melakukan hal-hal yang positif dan disukai di sekolah.
Sebagai contoh, dukung anak untuk mengembangkan kemampuan musiknya dengan mengikuti klub musik di sekolahnya.
- Menjadi Contoh yang Baik kepada Anak. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anak. Oleh karena itu, sikap baik dan rasa hormat perlu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal sederhana seperti menyapa tetangga ketika berpapasan atau menolong orang bisa menanamkan nilai kebaikan dan empati pada anak. (Januar Triwahyudi)