
Malang Post – Karnaval Pesona Gondanglegi 2023 kembali menjadi magnit bagi banyak kalangan, Sabtu (11/11/2023). Puluhan atraksi tematik nan kreatif ditampilkan tim peserta di agenda even tahunan ini.
Bupati Malang, HM Sanusi, hadir membuka acara sekaligus memberangkatkan peserta Pesona Gondanglegi ini. Bersama isteri, Hj Anis Zaidah, dan seorang cucunya, ia sempat menaikan kereta kuda yang disiapkan panitia.
Ajang Pesona Gondanglegi ini dipusatkan di sepanjang Jalan Trunojoyo, Gondanglegi, Kabupaten Malang. Peserta karnival mengambil start di depan minimarket yang berbeda di simpang tiga Sumber Taman Karangsuko. Sedangkan, titik finishnya, berada di depan Kantor Desa Gondanglegi Kulon.
Sejak pagi, penampilan peserta Pesona Gondanglegi ini sudah menyedot ribuan penonton, yang memadati sisi kanan-kiri ruas jalan raya Jalan Trunojoyo.
Parade Paskibraka SMK MUTU Gondanglegi menjadi pembuka karnaval, dilanjutkan iring-iringan tim peserta Pesona Gondanglegi lainnya. Tampil juga atraksi tim drum band Sayap Mas, yang juga menampilkan setidaknya lima tim dengan atraksi masing-masing.
Ketua Panitia Pesona Gondanglegi, Singgih mengungkapkan, ajang Pesona Gondanglegi ini akan diramaikan penampilan lebih dari 40 tim partisipan peserta.
“Ajang Pesona Gondanglegi tahun ini adalah yang ke-10. Ini menjadi ikon Kecamatan Gondanglegi, yang digelar setiap tahun,” kata Singgih, Sabtu (11/11/2023) siang.
Sesuai nomor urut, secara bergiliran berbagai atraksi ditampilkankan partisipan, menghibur para penonton yang sudah lama menunggu digelarnya agenda even tematik tahunan ini.
Salah satu atraksi paling menarik perhatian penonton, adalah treatikal yang menceritakan kekejaman kerja paksa, Romusha, oleh junta militer Pendudukan Jepang. Atraksi ini diperagakan tim partisipan dari Tirtoyudo.
Dengan bertelanjang dada dan menggotong kayu dan besi, rakyat Indonesia yang diperankan puluhan orang, terus mendapatkan perlakuan kasar figuran Tentara Jepang. Tempat mereka ditendang, dipukul, meski sesekali sempat memberi perlawanan.
Beberapa atraksi lain yang ditampilkan peserta, mengusung tema kearifan lokal budaya tradisional. Seperti Sapi Kirab, tarian Sakera, dan Semut Ireng Kyai Mojo.
Ada juga penampilan parade sepeda onthel, yang tergabung dalam Komunitas White Lion. Mereka tempil dengan atribut tempo dulu, dengan membawa sepeda onthel masing-masing.
“Kami beranggotakan 80 orang, dan didirikan sejak 2019. Memang rutin mengikuti festival, hingga tingkat nasional. Seperti festival onthel Nusantara I dan II, dan mendapatkan juara the best costume pada 2022 dan 2023,” terang Fatah, selaku humas Komunitas Onthel White Lion, yang turut menjadi partisipan saat Pesona Gondanglegi.
Tak hanya diramaikan peserta dari Gondanglegi, partisipan juga berasal dari daerah lain di sekitarnya. Diantaranya, partisipan dari Klepu, Tirtoyudo, dan beberapa dari kecamatan Pagelaran, seperti Desa Kademangan, Sumber Maron, Banjarejo, dan Karangsuko. (Choirul Amin)