Malang Post – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan, pemerintah setempat melalui perangkat daerahnya (OPD). Hendaknya wajib hadir di tengah masyarakat, ketika bencana terjadi atau melanda. Karena itu menunjukkan kepedulian sekaligus melayani masyarakat.
“Untuk itu, kami menginstruksikan kepada OPD terkait. Segera melakukan mitigasi, mengingat musim penghujan telah tiba. Diharapkan tidak sampai terjadi keterlambatan. Dibutuhkan segala kesiapan dan penanganannya. Berkolaborasi secara lintas sektoral dikuatkan,” tegas Pj Wahyu Hidayat, saat pimpin apel pasukan siap siaga bencana, di lapangan Buring, Kedungkandang, Rabu (8/11/2023).
Musim penghujan, menurutnya, bencana yang mengiringi seperti longsor, banjir dan angin puting beliung. Setidaknya bisa diantisipasi dampaknya secara keseluruhan oleh siapa pun.
“Kembali lagi segala persiapan alat, mitigasi, edukasi kepada masyarakat tentang kawasan rawan bencana. Terus disosialisasikan secara berkelanjutan dan berkesinambungan,” ujarnya.
Utamanya lagi, lanjut Pj Wahyu, warga yang menempati tepian sungai atau aliran DAS Brantas. Hendaknya mewaspadai terjadinya longsor atau tergerusnya lapisan tanah di bawahnya. Sebisa mungkin warga mencegah timbulnya korban bencana.
“Selain mendesak kepada OPD terkait, mensosialisasikan kepada masyarakat. Kami berharap juga masyarakat bisa mencegah atau mengantisipasinya sendiri secara dini. Koordinasi dan komunikasi serta kolaborasi maupun sinergi. Menjadi satu keharusan dalam menangani dan menanggulangi bencana,” sambung dia.
Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno menambahkan, penanggulangan bencana di Kota Malang. Pihaknya menggandeng stakeholder serta para relawan unsur masyarakat. Semisal, relawan dari tiap kelurahan.
“Kita melibatkan sebanyak 30 orang tiap kelurahan. Dikalikan 57 Kelurahan, yang aktif di kelompok kelurahan tangguh. Pada satu kesempatan kita asah dan ketrampilan mereka. Ketika di lapangan, mereka sudah siap membaur,” tambah Prayitno.
Kata dia, para relawan harapannya kian bertambah. Potensi penambahan diketahui dari Linmas, Karang Taruna, PKK, kelompok elit dan profesi unsur lainnya. Semua komponen bisa bergabung membantu masyarakat yang terdampak sesuai ahli dan kemampuannya.
“Penanganan bencana, kami berpikir tidak bisa menggantungkan penyelesaiannya kepada pemerintah. Akan tetapi, keterlibatan dan kesadaran dari masyarakat juga sangat dibutuhkan. Menjaga keselamatan dan keamanan wilayah, menjadi tugas kita bersama,” cetusnya.
Prayit mencontohkan, kasus hilangnya anak kecil usia sekian tahun di sungai kawasan Muharto. Salah satu penyebabnya, karena kurang mempedulikan keamanan dan keselamatan. Manakala bermain keluar rumah, tanpa pantauan signifikan dari keluarganya.
“Akhirnya, si anak kecil tersebut baru beberapa hari kemudian baru diketemukan dalam keadaan nyawanya tak terselamatkan lagi. Masyarakat yang ada diharapkan saling mengawasi dan peduli serta menjaga keamanan di wilayahnya,” imbuhnya.
Pada apel pasukan siap siaga bencana, pihaknya memamerkan alat bantu penanganan bencana secara lengkap. Selain itu, dilakukan simulasi penanganan bencana. Diterjunkan anjing pelacak milik TNI, dan penanganan evakuasi korban bencana dari Satgas SAR atau Rescue.
“Kegiatan ini bagian dari upaya sosialisasi dan persiapan antisipasi atau pencegahan di musim penghujan. Kita harapkan masyarakat turut peduli dan tanggap jika terjadi bencana di wilayahnya. Segera dilaporkan kepada Pemkot Malang,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)