Malang Post – Kemungkinan-kemungkinan fatal akibat bencana alam harus diminimalisir sedini mungkin. Sehingga tak sampai merenggut korban jiwa ataupun menyebabkan kerugian besar. Terlebih saat ini telah memasuki peralihan musim, dari kemarau ke musim penghujan.
Untuk meminimalisir dampak buruk dari bencana tersebut, Pemkot Batu bersama Pemprov Jatim telah melakukan Apel Siaga Bencana Menghadapi Musim Penghujan tahun 2023-2024, Selasa, (7/11). Lokasi yang dipilih sebagai tempat apel juga cukup unik. Yakni di Taman Rekreasi Selecta. Apel itu dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
“Sore ini, kami bersama-sama menjaring dan membangun mitigasi bencana serta kesiapsiagaan. Dalam apel siaga darurat menghadapi musim hujan tahun 2023-2024,” tutur Khofifah.
Untuk menghadapi resiko bencana hidrometeorologi, perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder. Mulai dari tingkat kabupaten/kota, masyarakat, juga para relawan siaga bencana.
Khofifah menyebutkan, sebagian besar wilayah di Indonesia masuk ring of fire, termasuk didalamnya adalah Provinsi Jatim. Sebagai informasi ring of fire adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
“Dalam melaksanakan mitigasi bencana, kami sudah berikhtiar sebaik mungkin. Dengan dibantu teknologi baik saat mitigasi maupun saat proses rehabilitasi bencana,” tuturnya.
Khofifah mengungkapkan, berdasar prediksi BMKG, pada Minggu ke dua atau ke tiga bulan November. Intensitas hujan akan mulai lebih tinggi. Dengan kondisi itu, kerawanan bencana hidrometeorologi akan mulai meningkat.
“Ketika kemarau panjang terjadi retakan-retakan tanah. Untuk retakan tanah pada kemiringan tertentu termasuk di kawasan wisata, kemudian retakan tanah itu terisi air hujan. Sangat beresiko terhadap terjadinya tanah longsor,” tuturnya.
SIMULASI: BPBD, Damkarmat, TNI, Polri dan relawan saat melakukan simulasi penanganan bencana di tempat wisata. (Ananto Wibowo/Malang Post)
Karena itu, apel siaga darurat penting dilakukan. Guna melakukan pemetaan secara detail. Sehingga dapat meminimalisir dampak dari bencana hidrometeorologi. Untuk meminimalisir hal itu, juga perlu dilakukan kesiapsiagaan yang lebih komprehensif.
Lebih lanjut, dipilihnya Taman Rekreasi Selecta sebagai lokasi apel bukan tanpa sebab. Lokasi itu dipilih karena dalam apel tersebut juga dilaksanakan pencanangan tempat wisata tangguh bencana Jawa Timur.
“Terimakasih kepada Pak Pj Wali Kota Batu, yang telah menyiapkan tempat ini sebagai lokasi apel. Ini sebagai early warning system. Tentunya kami tidak menginginkan ada bencana hidrometeorologi yang beresiko terhadap keamanan masyarakat,” ujarnya.
Pencanangan tempat wisata tangguh bencana itu bukan hanya di regional Jatim saja, namun secara nasional. Untuk membangun tim dan berkoordinasi, mulai dari regional hingga nasional.
“Hari ini adalah hari dimana kita mengingatkan semua pelaku-pelaku wisata. Untuk senantiasa melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di tempat wisata,” tegasnya.
Dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, Gubernur Khofifah juga meminta para penjaga pintu-pintu air, untuk memastikan bahwa hidrolik pembuka pintu air dapat berfungsi dengan baik. Sehingga saat hujan intensitas tinggi, tak sampai terjadi banjir luapan.
Selain itu, dia juga meminta, untuk memastikan dam air bersih dari material-material yang bisa mengganggu arus air. Mulai dari material sampah hingga kayu-kayu bekas kebakaran hutan.
“Di sejumlah wilayah Jatim terjadi kebakaran hutan saat musim kemarau kemarin. Saat intensitas hujan tinggi, biasanya banyak kayu atau bongkahan kayu bekas kebakaran terbawa arus. Bersama dengan tanah liat, bebatuan dan lain sebagainya. Sehingga hal ini sangat perlu diwaspadai,” katanya.
Khofifah berharap, setelah Elnino berganti dengan Lanina. Semuanya bisa tetap teratasi dengan baik. Dengan memberi bekal mitigasi bencana dan proses penyelamatan dengan baik pula.
“Di Jatim, saat musim penghujan biasanya banyak dilanda bencana alam tanah longsor, banjir luapan, banjir bandang, angin kencang dan sejenisnya. Kami berharap dengan apel ini, dampak dari bencana itu bisa semakin diminimalisir,” tuturnya.
Usai apel tersebut, juga ada aksi dari BPBD, Damkarmat, PMI, TNI, Polri, relawan Tagana dan sejumlah stakeholder terkait, memperagakan proses penyelamatan akibat bencana alam di tempat wisata. (Ananto Wibowo)