Malang Post – Saat ini, diperlukan keterampilan yang baik. Agar terwujud kualitas pelayanan publik yang baik pula.
Hal itulah yang dibahas dalam Seminar dan Kolokium Doktoral, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kolokium itu membahas terkait, “Kontribusi Penelitian Sosial-Politik Pada Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik”.
Satu faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan pelayanan adalah komunikasi interpersonal. Dr. Farid Rusman M.Si. mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi interpersonal. Misalnya terkait dengan bagaimana orang lain ingin mengenal kita.
“Mengetahui tujuan dan status diri, dapat mempermudah orang lain menempatkan dirinya saat berbicara atau berkomunikasi dengan diri kita.”
“Sejauh ini, saya melihat bahwa tesis terkait komunikasi interpersonal kurang banyak diminati. Padahal komunikasi jenis ini selalu kita alami tanpa disadari,” katanya.
RESMIKAN: Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., ketika memberikan kata sambutan dalam pembukaan seminar. (Foto: M. Abd. Rahman Rozzi/Malang Post)
Lebih lanjut, Farid menilai, teknik komunikasi interpersonal dapat meningkatkan kualitas layanan publik.
Hal itu karena komunikasi ini dapat divariasikan dalam berbagai bentuk. Seperti misalnya hubungan baik pasangan, pertemanan dan keluarga. Bahkan bisa juga dihubungkan dengan politik, bisnis dan pemasaran.
Sementara itu, Dr. Sulismadi, M.Si. menambahkan, dalam peningkatan pelayanan publik, perlu adanya pencegahan konflik.
Ia menilai, biasanya di dalam hubungan industrial terdapat berbagai kepentingan yang diinginkan. Hal itu berefek pada sinergisitas stakeholder dengan organisasi, mitra dan masyarakat.
“Dalam menyelesaikan konflik, perlu adanya negosiasi yang baik agar tercipta mediasi. Kemudian juga melahirkan konsoliasi dan arbitrase sehingga munculnya ajudikasi,” ucapnya.
Dalam membangun industri yang baik, perlu juga hubungan yang harmonis, dinamis dan adil. Dengan begtu, faktor-faktor yang bisa menyebabkan perselisihan bisa dihindari.
“Saya meyakini bahwa resolusi konflik itu diperlukan, agar pembangunan industri dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.
Turut hadir Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Ia berpendapat, peningkatan pelayanan publik adalah privilese yang dimiliki masyarakat.
Tentu diperlukan pengerak awal, sehingga bisa mewujudkan tujuan tersebut. Generasi muda UMM yang dibekali berbagai ilmu dan kecakapan. Salah satunya yakni mampu menjadi fasilitator untuk peningkatan pelayanan publik.
“Universitas selalu berevolusi agar bisa melahirkan karakteristik yang baik. Apalagi mengingat fungsinya adalah menjadi penyangga utama perubahan pemikiran masyarakat yang terbelakang menjadi relatif terdidik.”
“UMM telah memfasilitasi sivitas akademika, termasuk mahasiswa untuk bisa berkembang. Sehingga mampu mewujudkan kualitas terbaik dan mimpi Indonesia dapat terwujud,” pungkasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)