
Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo, M.Bio.Med.
Malang Post – Warga masyarakat perlu mewaspadai tingginya kasus kanker atau Karsinoma. Sejumlah 37 kasus suspek kanker serviks ditemukan di Kabupaten Malang selama dua tahun terakhir.
Berdasarkan angka kunjungan pasien, pihak RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang merilis, kasus suspek kanker serviks ini terjadi tren peningkatan.
Plt Direktur RSUD Kanjuruhan, dr Bobi Prabowo, M.Bio.Med menerangkan, dalam angka kunjungan selama 2022 dan sampai Oktober 2023 ini, terjadi penambahan angka kasus Karsinoma.
Rinciannya, tercatat 11 suspek serviks pada 2022, dan 26 suspek serviks hingga Oktober 2023 ini.
Sedangkan, pasien yang sempat rawat inap dan mendapatkan penanganan, tercatat 14 pasien mengidap kanker serviks, 11 pasien kanker ovarium, dan 6 kanker uterus.
dr Bobi juga menerangkan, angka kunjungan pasien Carsinoma ke RSUD yang mendapatkan pelayanan rawat jalan di Poli Obstetri Ginekologi (Obigyn), jumlahnya lebih banyak.
Selama 2022, penanganan kanker serviks diketahui sejumlah 40 pasien. Sedangkan, kanker ovarium sejumlah 13 pasien dan kanker uterus sejumlah 16 pasien.
Sementara itu, hingga Oktober 2023 ini, lanjutnya, didapati kunjungan dan pelayanan pasien Karsinoma di Poli Obigyn RSUD Kanjuruhan sebanyak 34 pasien kanker serviks. Sedangkan, kasus kanker ovarium sebanyak 8 pasien dan kanker uterus sebanyak 4 pasien.
Menurut dr Bobi, data pasien yang didapatinya dikhawatirkan hanya merupakan fenomena gunung es yang muncul permukaannya saja. Sementara, angka kasus yang sebenarnya tidak terdeteksi atau tidak ketahuan.
Ia berharap, resiko kasus penyakit kanker ini menjadi perhatian serius, sehingga perlu dilakukan pendataan door to door. Selebihnya, perlu dilakukan sosialisasi lebih masih pada masyarakat hingga dilakukan skrining untuk memastikannya.
“Bisa dikatakan semua (perempuan) beresiko terkena kanker ini, sehingga masyarakat perlu dikenalkan sejak dini. Jangan menunggu, sudah sakit dan akhirnya pasien tidak bisa tertangani dan meninggal,” tandasnya.
Soal penanganan pasien kanker yang berobat ke RSUD Kanjuruhan, menurutnya sementara ini, pelayanan tindakannya masih di poli atau rawat inap biasa.
“Jadi, tindakan layanan kanker ini masih primer, yang lanjutan harus dirujuk ke RS Tipe A, seperti halnya di RSSA Kota Malang. Layanan seperti tindakan kemoterapi masih kami siapkan. Tim Onkologi sudah dibentuk dan kesiapan layanannya terus dilengkapi. Begitu juga perlengkapan dan peralatannya,” terang Bobi.
Ia mentargetkan, pada 2024 mendatang, pelayanan tim khusus Onkologi RSUD Kanjuruhan ini sudah benar-benar bisa dilaksanakan. Tim onkologi ini sendiri, terdiri dari dokter spesialis, perawat khusus, dan tenaga ahli lainnya yang sudah tersertifikasi melalui pendidikan khusus.
Ketika nantinya tim sudah benar-benar siap, ke depan pelayanan kasus kanker akan bisa ditanggung sepenuhnya melalui klaim jaminan kesehatan BPJS. (Choirul Amin)