Malang Post – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memberikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Di Jawa Timur sendiri sejauh ini program bantuan listrik gratis ini menyasar kepada 19.500 rumah tangga tidak mampu.
Sementara untuk kota malang sendiri terdapat 453 rumah tangga tidak mampu yang di bantu yang tersebar di kecamatan blimbing 7 rumah tangga, kedungkandang 407 rumah tangga, kecamatan klojen 17 rumah tangga, kecamatan lowokwaru 4 rumah tangga, dan kecamatan sukun 20 rumah tangga.
Dalam rangka peresmian dan pelayanan program BPBL minggu, (15/10) di kelurahan Lesanpuro kecamatan kedungkandang kota Malang perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir. Ida Nuryatin Finahari, M.Eng. yang hadir bersama Anggota Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisyam dan juga Agus Dermawan Wintarto Martowardojo Komisaris Utama PT PLN (Persero), menjelaskan, Program BPBL yang merupakan program kemitraan antara Komisi VII DPR RI dengan Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM RI ini merupakan upaya pemerintah, baik itu eksekutif dan legislatif untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat mendapatkan sambungan listrik di rumah masing-masing.
“Ini bentuk kehadiran pemerintah di masyarakat, harapannya dengan adanya ketersediaan listrik dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi, pendidikan dan sosial bagi bapak/ibu penerima bantuan ini,” ucapnya.
Menurut Ida, dalam program yang didukung penuh oleh komisi VII DPR RI ini pada tahun 2023, Kota Malang ada sebanyak 453 rumah tangga miskin yang rumahnya belum teraliri listrik.
“Kalau tahun 2022 kemarin itu kami (Kementerian ESDM) memasang ini (Pasang Listrik) di sekitar 80.000 unit (Secara Nasional), dan tahun ini diseluruh Indonesia ada sekitar 125.000 unit yang akan dipasangkan,” ungkapnya.
“Jadi, BPBL ini Volt Ampere perumah itu 900 dan voucher Rp100 ribu, untuk bulan pertama, selanjutnya gak ada voucher, kalau tahun 2022 itu 450 VA,” tambahnya.
Peresmian dan penyalaan pertama program bantuan BPBL di Kota Malang oleh ESDM bersama Anggota Komisi VII DPR RI dan PT PLN (Persero). (Foto: M. Abd. Rahman Rozzi/Malang Post)
Sementara, Anggota Komisi VII DPR-RI Ridwan Hisjam mengatakan, Program BPBL ini sudah dilakukan di Kota Malang sejak tahun 2022 lalu. Dimana totalnya, sudah ada sebanyak 2.176 rumah tangga di Kota Malang yang menjadi penerima manfaat dalam program BPBL ini.
“Target ke depan semua harus dialiri listrik. Seluruh Indonesia, kami dari DPR Komisi VII, meminta kepada negara harus bisa. Karena itu konsep nya negara kesatuan. Jadi antara Jawa, Sulawesi misalnya, itu harus sama,” katanya.
Menurut Ridwan, program BPBL ini diberikan berupa instalasi listrik rumah 3 titik lampu dan 1 kotak kontak serta pemasangan. Dimana setiap instalasi, memiliki daya sebesar 900 VA.
“Kalau di Jawa Timur sendiri tercatat ada sebanyak 19.500 rumah yang menjadi sasaran, dan sampai saat ini, sudah terealisasi sekitar 18.000 rumah, ditargetkannya bisa terpenuhi pada 27 Oktober 2023 mendatang sudah terpenuhi 19.500 rumah,” jelasnya.
Sedangkan, lanjut Ridwan, di Kota Malang sendiri ada sebanyak 453 rumah tangga yang menerima program BPBL, dengan rinciannya, 7 rumah di Kecamatan Blimbing, 17 rumah di Kecamatan Klojen, 4 rumah di Kecamatan Lowokwaru, 20 rumah di Kecamatan Sukun dan 405 rumah di Kecamatan Kedungkandang.
“Jadi bukan kenapa di Kedungkandang, tapi kan Kota Malang ada sebanyak 453 rumah. Nah itu kan harus dimulai di pinggiran kota. Tidak mungkin kalau di tengah kota malah ada yang belum dialiri listrik,” tegasnya.
Di sisi lain, Anggota DPRD Kota Malang dari Fraksi Partai Golkar, Suryadi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas penyaluran program BPBL di Kota Malang. Sebab dirinya tak memungkiri bahwa memang ada sebagian daerah yang belum teraliri listrik.
“Terima kasih terkhusus kepada RH yang sudah membawa program ke Kota Malang. Terutama di Kedungkandang. Membangun Malang harus dimulai dari arah pinggiran ke kota. Ia menegaskan aliran listrik benar-benar terpasang,” katanya.
Sementara itu, salah satu keluarga penerima manfaat program BPBL, Joko Prasetyo, sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. Sebab sebelum mendapatkan bantuan, dirinya mendapatkan aliran listrik dari instalasi listrik milik orang tuanya.(M. Abd. Rahman Rozzi)