Malang Post – Dalam setiap laga uji coba, pelatih selalu menekankan bukan hasil akhir yang dicari. Melainkan bagaimana uji coba itu, bisa memberikan menit bermain untuk pemain yang jarang tampil.
Hal itu pula yang terjadi dalam uji coba Arema FC, di masa jedah kompetisi karena FIFA Matchday Oktober. Tanpa perlu melihat lawannya hanya sekadar tim Liga 3 Jawa Timur.
Menghadapi NZR FC di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jumat (13/10/2023) pagi. Arema FC memang unggul empat gol. Tetapi ada juga satu gol yang berhasil dicetak pemain Liga 3 Jawa Timur, ke gawang Arema FC.
Proses gol itulah yang menjadi perhatian pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente. Sekaligus jadi bahan evaluasi untuk persiapan menghadapi dua laga terakhir putaran pertama, Liga 1 musim 2023/2024.
“Oke kita kebobolan. Itu mungkin gol terbaik bulan ini, yang bersarang ke gawang kami. Gol yang bagus, karena pemain tim lawan tentunya juga berusaha melakukan yang terbaik.”
“Satu hal kita memang kebobolan. Tapi ada hal lain, yaitu bagaimana kita belajar untuk membenahi pertahanan tim kita,” kata Fernando Valente, seperti dikutip dari Wearemania.
Menurut pelatih asal Spanyol tersebut, gol yang dibuat tim milik Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas ini, hampir mirip dengan gol Ahmad Nur Hardianto yang membawa Borneo FC mengalahkan Arema 1-0 di Pekan 15 (6/10/2023).
Gol itu sedikit berbau keberuntungan, karena bola yang ditendang membentur pemain Arema sebelum jadi gol.
“Kita tidak bisa mengontrol hal semacam itu, karena itu bagian dari pertandingan. Yang bisa kita lakukan hanyalah memperbaiki bagaimana proses kita bertahan.”
“Pemain harus lebih fokus, terkoneksi dan ada banyak lagi detail yang membuat gawang kita kebobolan atau tidak,” tandasnya.
Merujuk pada gol yang tercipta di menit ke-71, saat Arema FC kalah 0-1 dari Borneo FC. Gol itu dimulai saat Sihran Amarullah dari sektor sayap kiri Arema FC, memberikan umpan ke dalam kotak penalti.
Stefano Lilipaly yang menerima bola itu, sebenarnya bermaksud langsung menendang sambil salto menuju ke arah gawang. Tapi bolanya justru mengarah ke daerah titik putih penalti.
Charles Almeida yang bermaksud memblok tendangan itu, gagal melakukan tugasnya lantaran bola justru hanya membentur kakinya dan berubah arah.
Tepat di belakang Charles, Nur Hardianto muncul dari blanksport yang tak terkawal. Dengan mudah bola lambung yang tepat berada di depan gawang itu ditendang, tanpa bisa dihalau kiper Julain Schwarzer.
Faktor itulah yang dinilai Fernando Valente, sebagai sebuah kehilangan konsentrasi. Yang berujung pada kegagalan meraih poin.
Sama seperti saat uji coba lawan NZR. Ketika Arema FC lebih banyak menurunkan pemain-pemain pelapisnya, mereka kebobolan lebih dulu di awal babak pertama, lewat gol Edy Gunawan yang membawa NZR unggul 1-0.
Meski sebelum turun minum, Arema berhasil menyamakan skor menjadi 1-1 dengan gol Ginanjar Wahyu.
Kemudian di susul pada babak kedua, Arema yang mulai mengganti pemain dengan memasukkan para pemain asingnya, bisa membalikkan keadaan.
Dimulai dengan gol penalti Gustavo Almeida dan ditutup dengan gol Ariel Lucero.
“Pertandingan ini menjadi kesempatan kepada para pemain yang minim menit bermain. Mereka butuh berkompetisi di luar laga resmi. Kita melihat performa dan hasil kerja mereka di laga ini. Itulah tujuan utama laga uji coba ini,” kata pelatih kelahiran Porto Portugal ini. (*/ Ra Indrata)