Malang Post – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan empat dosen menjadi profesor, Minggu (15/10/2023) di Gedung Samantha Krida.
Mereka adalah Prof. Sri Suhartini, S.T.P., M.Env.Mgt., Ph.D. dari FTP; Prof. Dr. Agr. Sc. Hagus Tarno, S.P., M.P. dari FP; Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, S.T., M.T. dari FT dan Prof. Irnia Nurika, S.T.P., M.P., Ph.D. dari FTP. Semuanya menjadi profesor yang ke 347-350 yang dihasilkan UB.
Prof. Sri Suhartini telah mengembangkan reaktor anaerobic digestion, dengan pengadukan otomatis untuk meningkatkan efisiensi proses. Ia juga mengembangkan model teknologi ADIB (anaerobic digestion-integrated biorefinery), guna memaksimalkan konversi limbah dan pencapaian zero-waste.
Model ini dikembangkan dari konsep multi-products biorefinery, yang mengedepankan pemanfaatan limbah secara keseluruhan melalui integrasi beberapa teknologi konversi.
Keunggulan dari model integrasi teknologi ADIB adalah, termanfaatkannya semua limbah, dihasilkan banyak produk, prosesnya bebas limbah, dan meningkatnya produksi biogas. Model ini berpotensi diaplikasikan pada skala industri untuk menambah keuntungan ekonomis dari limbah.
Kelemahan model ini, belum teruji kinerja serta kelayakannya secara ekonomis, teknis dan lingkungan, sehingga perlu dilakukan uji kinerja and analisis kelayakannya, serta dikembangkan otomatisasi reaktor dan integrasinya dengan sistem pemurnian/konversi biogas.
Prof. Irnia Nurika, merumuskan model dalam pemanfaatan limbah agroindustri dan pertanian yang berkelanjutan dengan judul Integrated Lignocellulosic Biorefinery (ILB).
Model ILB merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan biomassa lignoselulosa dalam hal ini limbah, yang dihasilkan oleh agroindustri dan limbah pertanian untuk dapat menghasilkan berbagai macam bioproduk bernilai tinggi seperti green-chemicals, biopolimer, biomaterial, bioenergi, serta biobased products lainnya secara efisien dan berkelanjutan.
Metode ILB ini merupakan perbaikan dari metode sebelumnya dimana dalam pemanfaatan biomassa lignoselulosa masih didapatkan limbah lain yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Maka dengan penerapan metode ILB diharapkan akan dapat meminimasi limbah yang dihasilkan dari agroindustri yang dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan serta ketergantungan terhadap fossil fuel.
Dengan menggunakan biomassa lignoselulosa secara efisien, biorefinery terintegrasi akan mendukung upaya dalam mencapai tujuan ekonomi hijau, sirkular dan berkelanjutan.
Prof. Eko Siswanto, merupakan profesor bidang Konversi dan Konservasi Energi.
Salah satu solusi strategis yang ditawarkannya adalah sebuah siklus termodinamika motor bakar yang tidak saja menurunkan emisi combustible species nya, akan tetapi juga mengkonversi energi combustible species.
Keterbaruan ini berupa siklus termodinamika MUB-2 untuk menurunkan emisi combustible species dan meningkatkan efisiensi pembakaran.
Hampir seluruh siklus termodinamika motor bensin, menggunakan siklus Otto yang memiliki kelemahan diantaranya, proses pembakaran hanya sekali, emisi combustible species yang tinggi, efisiensi pembakaran yang rendah, dan sensitif terhadap homogenitas campuran udara-bahan bakar.
Siklus termodinamika MUB-2 bertujuan menambah durasi reaksi pembakaran setelah proses ekspansi pertama, agar terjadi dua kali proses pembakaran, sehingga combustible species yang belum terbakar pada pembakaran pertama dapat dibakar ulang dan energinya dikonversikan menjadi kalor input kedua kedalam siklus, sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran.
Prof. Hagus Tarno, merupakan profesor bidang Entomologi Pertanian.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Potensi MESS (Modified Ecological Engineering Strategy) Dalam Pengelolaan Kumbang Ambrosia.
Prof Hagus mengatakan salah satu kelompok serangga yang berperan penting dalam ekosistem pertanian dan hutan adalah kumbang ambrosia.
Istilah “kumbang ambrosia” mengacu pada strategi ekologi yang dimiliki oleh kelompok kumbang penggerek kayu dari beberapa kelompok taksonomi.
Kebanyakan kelompok kumbang ambrosia berevolusi dari kumbang kulit kayu (bark beetles)(Curculionidae: Scolytinae), yakni kelompok dari beragam kumbang penggerek yang bersarang di pohon. Kumbang ambrosia tidak memakan jaringan pohon; namun sebaliknya, mereka memasukkan jamur simbiosis ke dalam lorong gerekannya, yang sebagian besar adalah makanan kumbang ambrosia
Pendekatan pengelolaan kumbang ambrosia selama ini masih menggunakan pendekatan tunggal seperti penggunaan pestisida, baik hanya insektisida maupun insektisida yang dikombinasi dengan fungisida.
Rekayasa ekologi selama ini lebih pada pengelolaan vegetasi untuk modifikasi habitat yang menguntungkan bagi musuh alami, namun dalam pendekatan MEES, semiokimia dapat menjadi bagian penting dalam pendekatan rekayasa ekologi. Strategi rekayasa ekologi yang termodifikasi (MEES) meliputi, penggunaan semiokimia tunggal (penarik) maupun berpasangan (kombinasi penarik dan penolak), heterogenisitas lanskap, penjarangan tanaman dan sanitasi.
Keunggulan MEES adalah mengurangi potensi peledakan populasi kumbang ambrosia, ramah lingkungan, dapat digunakan sebagai peringatan dini, dan lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintetik. Kelemahan MEES adalah membutuhkan perencanaan yang baik, pengetahuan terhadap aspek bioekologi kumbang ambrosia, dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu singkat. (M Abd Rahman Rozzi)