Malang Post – Dalam talkshow di program Idjen Talk, Wakil Direktur 1 Pascasarjana UNISMA sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang, Dr. H. Nur Fajar, M.Pd., menyampaikan, di dalam dunia pendidikan, peranan guru itu luas. Bukan hanya sebagai mengajarkan mata pelajaran pada muridnya, tapi juga memberikan nilai karakter yang baik.
Bahkan kata Fajar, guru juga harus memberikan nilai-nilai keluhuran bangsa. Sehingga bisa jadi pagar muridnya, supaya lebih bijak ketika menggunakan media sosial.
“Anak-anak itu waktu di sekolahnya antara 5 sampai 6 jam dan di sekolah mereka sudah dapat pendidikan karakter. Kemudian yang jadi PR selanjutnya peran orang tua itu juga penting, untuk mengarahkan anaknya ketika di luar lingkup sekolah,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (6/10/2023).
Dosen Fakultas Psikologi UNMER Malang, Ratih Agustin Rachmaningrum, S.Pi., M.Si., menambahkan, sekarang ini anak-anak memang banyak yang sudah terpapar dengan adanya teknologi.
Sementara itu, kata Ratih, di arus teknologi ini selain dampak positif yang dibawa, juga ada dampak negatifnya.
“Salah satunya dengan mudahnya anak-anak mengakses semua hal tanpa filter. Termasuk trend apapun yang sedang terjadi,” tambahnya.
Ratih menambahkan, dengan adanya trend anak-anak yang menyayat lengan tangannya itu, karena memang mengikuti konten viral dan melihat teman temannya yang lain.
Sedangkan alat untuk menyayat itu, berupa alat tes gula darah, yang dijual bebas pedagang-pedagang yang biasanya ada di depan halaman sekolah. Hal ini seolah anak-anak diberi fasilitas.
Karena faktor itulah, Kabid SMP Dindik Kabupaten Malang, Nurul Mardiyanto menyampaikan, sekarang ini penguatan pendidikan karakter pada anak untuk tingkatan TK sampai SMP, memang perlu dikuatkan kembali. Supaya ada nilai nilai hidup yang bisa dipegang teguh.
“Sejauh ini untuk kasus yang sama seperti di Situbondo, tidak sampai terjadi di Kabupaten Malang.”
“Untuk antisipasinya, Dinas Pendidikan sudah memberikan pemahaman ke sekolah, utamanya guru guru supaya mengimplementasikan pendidikan karakter,” tegasnya.
Bahkan kata Nurul, di tingkatan TK sampai SMP, sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai selalu melakukan doa. Ketika di Jumat ada giat ceramah yang bisa diikuti dan beberapa giat lainnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)