Malang Post – Di era digital seperti saat ini, ketika jualan online sudah menjadi kebiasaan. Ternyata berpengaruh besar terhadap kondisi Pasar Besar Malang, yang semakin sepi.
Pedagang pun mengeluhkan kondisi tersebut. Apalagi pedagang Pasar Besar, kesulitan untuk beradaptasi dengan era jualan online.
Hal itu disampaikan Sekretaris 3 Paguyuban Pedagang Pasar Besar Malang, Mochamad Fatuhul Huda. Ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (19/9/2023).
Huda mengakui, jualan online seperti yang sedang happening saat ini, tidak semudah itu dalam mengikutinya.
“Apalagi banyak pedagang Pasar Besar Malang, dalam kategori sudah usia lanjut. Mereka belum melek teknologi.”
“Meskipun dari penerus pedagang, katakana anak-anak mereka melek teknologi. Tapi mereka tidak mau meneruskan usaha orang tuanya dengan berdagang di pasar,” jelasnya.
Dalam kondisi sekarang, tambahnya, para pedagang yang mampu bertahan dinilai sudah bagus. Apalagi tidak sampai cut off pegawainya, di tengah omset yang terus menurun.
Seharusnya dari situasi tersebut, pemerintah pusat memperhatikan kondisi pasar yang semakin sepi. Termasuk pasar tradisional, yang juga terkena imbas dari penjualan online.
“Seperti halnya di luar negeri, yang sekarang juga membatasi beberapa aplikasi. Karena memang dirasa justru bisa mematikan pasar konvensional,” kata Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono.
Trio juga menyampaikan, sekarang sudah saatnya pemerintah pusat memproteksi. Untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional supaya mampu bertahan.
“Yang jadi masalah lagi, sekarang ada live sale streaming, yang menawarkan barang lebih murah. Karena dari rantai distribusi tidak jalan normal.”
“Jadi produk dari pabrikan langsung masuk ke perorangan. Itulah yang membuat harga lebih murah ketika live flash sale, yang membuat harga sangat miring,” tegasnya.
Sementara itu, dosen Pascasarjana Unmer Malang, Diyah Sukanti menyampaikan, sejauh ini memang secara teoritis terjadi pergeseran minat konsumen, yang lebih memilih belanja secara online.
Dalam kondisi sekarang, katanya, harusnya pedagang mulai mengikuti. Dengan melakukan publikasi promo apa saja yang diberikan lewat sosial media.
“Termasuk peran pemerintah juga diperlukan disini. Seperti maintenance beberapa fasilitas pendukung pasar itu penting. Sebab, antara berjualan secara offline dan online, ada plus minusnya,” jelas Diyah.
Sedangkan untuk kondisi pasar yang semakin sepi, bisa disiasati dengan menata kembali kawasan pasar. Agar tidak hanya lantai 1 saja yang ramai.
Tren saat ini, imbuhnya, anak muda suka ngopi di tempat yang memang nyaman. aka dari itu Pasar Besar perlu diubah sedemikian rupa, supaya menarik orang orang. Utamanya anak muda supaya mau ke pasar. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)