Malang Post – Dunia sepak bola Indonesia, kembali berduka. Pelatih legendaris sepak bola kelahiran Inggris, Paul Cumming, berpulang pada Selasa (19/9/2023) pagi.
Pelatih yang hampir 30 tahun hidupnya memoles tim-tim di Indonesia ini, meninggal dunia setelah berjuang melawan striker. Yang dideritanya sejak delapan tahun lalu.
Kabar pelatih berusia 76 tahun itu meninggal, disampaikan langsung oleh sang istri, Dwi Rahmatus Salviati.
“Telah wafat suami saya, Mohammad Paul Cumming Selasa 19 September 2023 pukul 06.30 WIB. Semoga Husnul khatimah, mohon maaf atas segala kehilangan, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT,” tulis Dwi Rahmatus dalam WhatsApp yang dibagikan kepada wartawan.
Berpulangnya pelatih London pada 12 Agustus 1942 itu, membawa rasa duka tersendiri bagi Arema FC.
Betapa tidak, Paul Cumming kerap menyaksikan laga tim Singo Edan di tribun VVIP Stadion Kanjuruhan di musim 2017-2019.
Padahal ketika itu, Paul Cumming harus menggunakan kursi roda, untuk bisa berada di stadion. Tetapi mantan pelatih PS Tantulas Bululawang Kabupaten Malang (2005-2012) itu, sangat antusias menyaksikan pertandingan.
“Mewakili Arema FC, kami sampaikan duka cita yang mendalam atas berpulangnya Paul Cumming.”
“Kita tahu bersama, almarhum memiliki dedikasi besar dan kecintaan terhadap sepak bola Indonesia. Semoga amal ibadah Almarhum diterima di sisi-Nya,” ungkap General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi.
Dia pun tak bisa memungkiri kiprah Paul Cumming di dunia sepak bola Malang maupun Indonesia sangat besar. Bahkan selepas masa kepelatihannya di berbagai klub, pelatih yang membawa Persis Sorong U-17 juara Piala Suratin 1988 itu, memilih menetap di Malang.
“Bahkan kita juga merasa terharu, ketika Paul Cumming semasa hidupnya beberapa tahun lalu, meski dalam kondisi secara fisik sakit. Tetap memberikan dukungan kepada tim Singo Edan,” ungkapnya.
Ya. Paul Cumming memang belum sempat memoles Arema FC. Hanya saja, sebagai Aremania, dedikasinya terhadap Arema FC cukup besar. Terutama kepada sepak bola di Malang Raya.
Dia memang dikenal sebagai mantan pelatih legendaris tahun 90-an. Pada masa jayanya, Paul Cumming pernah memoles Persiraja Kotaraja Banda Aceh, Perseman Manokwari, PSBL Bandar Lampung dan Persewon Wondama.
“Saya sudah putuskan dengan mantap, negara ini (Indonesia) akan menjadi negara saya,” tuturnya seperti dikutip dari Harian Kompas, 14 Mei 1990.
Sekalipun demikian, jalan naturalisasi tidak semulus saat ini. Setidaknya bagi Cumming. Dia perlu menanti lebih dari 10 tahun, sejak pertama kali datang ke Indonesia untuk resmi menjadi WNI.
Tepatnya ketika dia melatih PSBL Bandar Lampung, pada 2004-2005 lalu.
Selain di Indonesia, pelatih yang mengantongi lisensi kepelatihan A (FA) Worcerster College London (1968) dan A UEFA (1977) itu, juga sempat melatih tim-tim di luar negeri.
Mulai dari Shoewsburry Town Inggris (1972-1975), Amid FC Iran (1975-1977), Abahani Ltd Dhaka Bangladesh (1977-1978) dan Jordan FC Jordania (1978-1980). (*/ Ra Indrata)