Malang Post – Endah (43), warga Simpang Sukun Timur, Kota Malang. Menghendaki agar Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, lebih sering menggelar Pasar Murah atau Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Karena hal itu akan banyak membantu warga kurang mampu, mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dan terjangkau,” ungkap Endah, saat belanja sembako di acara GPM, di terminal Mulyorejo, Sukun, Senin (18/09/2023).
Endah menuturkan, belanja di GPM lebih murah dibanding dengan belanja di kampung. Selisihnya bisa sampai dua ribu rupiah. Terlebih lagi, harga beras naiknya lumayan mahal. Tentunya ini membebani warga kurang mampu.
“Kenaikan harga sembako, bagi warga kurang mampu cukup terbebani. Sebelumnya bisa mendapatkan tiga atau empat item, menyusut hanya mendapatkan dua atau tiga item,” tutur Endah.
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menjelaskan, GPM ini diprakasai Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan). Bertujuan memberikan kemudahan kepada warga mendapatkan ketersediaan pangan yang murah dan terjangkau.
“Kami pun berharap kepada masyarakat tidak perlu cemas atau panic buying. Kita saat ini gelar GPM, sejenis dengan pasar murah. Kami hadirkan dari Bulog, Perumda Tunas, UMKM serta PT Rajawali (gula). Kita sediakan kebutuhan sembako, harga lebih murah dari pasaran,” kata Sutiaji usai pembukaan acara GPM.
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji saat meninjau stand hasil pertanian di acara Gerakan Pangan Murah, digelar di Terminal Mulyorejo, Sukun, Senin (18/09/2023). (foto : Iwan Irawan Malang Post)
Digelarnya GPM ini, pihaknya memastikan bukan sekedar menekan angka inflasi daerah. Tapi lebih memberikan rasa aman dan nyaman di masyarakat. Merasakan negara hadir dan peduli serta turut meringankan beban warganya.
“Pembelian sembako di sini, harganya sudah didiskon. Ada yang dipotong perkilogramnya seribu atau dua ribu rupiah. Ada pula lima ratus rupiah, tergantung barangnya. Pastinya harga di sini lebih murah,” jelas dia.
Ditempat yang sama, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan menuturkan, pihaknya diperintahkan Wali Kota Malang untuk menyiapkan pangan kepada masyarakat. Diimbau tidak sampai terjadi panic buying.
“Kami untuk merealisasikan hal tersebut. Utamanya akan mengkomunikasikan sekaligus mengkoordinasikan dengan Diskopindag, BUMD dan BUMN terkait di Kota Malang. Serta perangkat daerah lainnya,” tuturnya.
Dispangtan, lanjutnya, ikut bertanggungjawab kendati tidak mutlak. Untuk menjaga stabilitas, harga pasar dan mengendalikan laju inflasi. Salah satunya dengan gelaran Gerakan Pangan Murah.
“Kita memerankan tiga hal tersebut, setidaknya Pemkot Malang telah hadir, peduli serta membantu meringankan kebutuhan sembako di warganya,” terang dia.
Dia menukaskan, acara GPM ini juga menindaklanjuti tugas dari badan pangan nasional (Bapanas). Dispangtan diminta menyalurkan beras bantuan cadangan dari pusat. Diberikan kepada penerima manfaat, terlebih keluarga yang rawan stunting.
“Kita salurkan sebulan dua kali, ini masih dalam bentuk usulan. Nantinya jika terealisasi, akan ada 24 kali pembagian selama setahun. Kolaborasi dari Bapanas, Dispangtan dan Diskopindag,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata).