Malang Post – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan lima guru besar atau profesor baru lintas ilmu dalam berbagai bidang, di Gedung Samantha Krida UB, pada Sabtu (16/09/2023).
Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, M.P. (FAPET), Prof. Dr. Isnani Darti, S.Si., M.Si. (FMIPA), Prof. Dr. Ir. Syafrial, M.S. (FP), Prof.Prof. La Choviya Hawa, STP., MP, Ph.D (FTP) dan Prof. Dodi Wirawan Irawanto SE., M.Com., Ph.D. (FEB).
Prof. Tri Eko Susilorini, dikukuhkan sebagai professor bidang Ilmu Produksi Ternak Perah, sebagai profesor aktif ke 18 di Fakultas Peternakan (FAPET) dan Profesor aktif ke 175 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi Profesor ke 334 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Syafrial, dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu Ekonomi Pertanian sebagai profesor aktif ke 29 di Fakultas Pertanian (FP) dan pProfesor aktif ke 177 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi profesor ke 336 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. Isnani Darti, merupakan profesor dalam bidang ilmu Matematika Terapan sebagai profesor aktif ke 24 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan profesor aktif ke 176 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi profesor ke 335 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Prof. La Choviya Hawa, merupakan profesor pada bidang Ilmu Teknik pengolahan Pangan, sebagai profesor aktif ke 11 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan profesor aktif ke 178 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi profesor ke 337 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Sedang Prof. Dodi Wirawan Irawanto, merupakan profesor dalam bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai profesor aktif ke 23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan profesor aktif ke 179 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi profesor ke 338 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Dalam orasinya Prof. Tri Eko Susilorini, membawakan orasi yang berjudul: “Teknologi Morfobiomol untuk Pengembangan Kambing Perah Lokal dan Peningkatan Produksi Susu”.
Prof. Isnani Darti, orasinya berjudul: “Gunakan Matematika untuk Pengembangan Ekologi, Epidemiologi dan Eko-Epidemiologi”.
Orasi Prof. Ir. Syafrial, berjudul: “Meta-Model 23 Sebagai Landasan Perumusan Kebijakan Peningkatan Produksi Ketahanan Pangan”.
Prof. La Choviya Hawa, membawakan orasi yang berjudul: “IRTMS sebagai Solusi Meminimalkan Kerusakan Komoditas Pertanian Pasca Panen”.
Serta orasi Prof. Dodi Wirawan Irawanto, adalah “Inovasi Leadership Profiling berwawasan Budaya Lokal”.
Prof. La Choviya Hawa, mempromosikan Integrated Real Time Monitoring System (IRTMS) versi baru, sebagai sistem pengering konveksi udara paksa. Dengan kemampuan mengukur perubahan massa, kelembaban relatif (RH) serta dapat mengontrol suhu dan kecepatan udara secara terintegrasi.
“Berbeda dengan dua versi sebelumnya, IRTMS versi terbaru ini memungkinkan pengukuran perubahan massa bahan, di dalam ruang pengering tanpa menginterupsi proses pengeringan yang sedang berlangsung,” ujarnya.
Data perubahan massa, dapat ditransfer ke perangkat komputer untuk kemudian dianalisa guna mengetahui perubahan pola kadar air, laju pengeringan dan model matematika kinetika pengeringan yang sesuai.
Menurutnya, keunggulan dari metode IRTMS adalah metode pengukuran perubahan massa lebih cepat dan mudah dilakukan, lebih presisi dan lebih sederhana. Jika dibandingkan dengan metode pengukuran konvensional.
Harga IRTMS juga jauh lebih murah dibandingkan mesin pengering impor sejenis, mudah dalam pengoperasian dan perawatan serta dapat dipindah tempatkan (portable).
Saat ini, inovasi IRTMS sedang dalam proses pengajuan paten di Universitas Brawijaya. Penyempurnaan IRTMS di masa depan, dilakukan dengan kolaborasi bersama pihak industri, untuk mengenalkan dan mengembangkan teknologi tepat guna ini kepada masyarakat yang berkecimpung di bidang agroindustri pangan dan produk pertanian. (M. Abd. Rahman Rozzi)