Malang Post – Ketua BAZNAS Kota Malang periode 2023-2028, Prof Dr Kasuwi Saiban, M.A., bersama empat pimpinan kolektif lainnya. Usai dikukuhkan oleh Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji. Siap melanjutkan dan meningkatkan program kerja BAZNAS sesuai visi misinya.
“Salah satunya kami akan mendorong sekaligus mewujudkan seribu masjid di Kota Malang, memiliki unit pengumpul zakat (UPZ). Saat ini baru tercapai 90 lembaga, masih ada 910 masjid lagi perlu kita kompakkan,” jelas Prof Kasuwi, saat ditemui di Hotel Savana Malang, Rabu (6/09/2023).
Visi misi BAZNAS, kata dia, bertekad kuat mensejahterakan umat melalui zakat. BAZNAS terus berkomitmen menggali potensi zakat infaq dan shodaqoh (ZIS) lebih jauh lagi. Jika perolehan ZIS besar, kesejahteraan umat lebih terjamin.
“Pengoptimalan ZIS kita gali dari ASN di lingkungan Pemkot Malang, jamaah (UPZ) dimiliki masjid. Tak kalah pentingnya, kita juga akan mengoptimalkan keberadaan lembaga zakat dari pihak swasta,” ucap Kasuwi.
BAZNAS pun tidak menutup kemungkinan, akan menggali potensi zakat lewat ide atau terobosan lainnya. Sejauh ini, BAZNAS mengelolanya dari zakat PNS di lingkungan Pemkot Malang.
“Kami akan menjalin koordinasi dan komunikasi dengan semua perangkat daerah. Bermaksud menguatkan sosialisasi kewajiban seorang muslim dalam berzakat. Maupun keikhlasannya bershodaqoh atau berinfaq. Menjauhkan pemikiran dari muzakki yang bersifat paksaan,” tandasnya.
Terakhir, keberadaan BAZNAS bertujuan membantu Pemkot Malang dalam hal angka kemiskinan cepat teratasi. Untuk itu, usai dikukuhkan oleh Wali Kota Malang. Pihaknya langsung merapatkan barisan, menyusun rencana strategis (Renstra) selama lima tahun ke depan.
“Contohnya, setahun ke depan. Kita menguatkan di masjid sebanyak 200 UPZ pertahun. Lima tahun mendatang akan ada 1000 masjid memiliki UPZ. Satu masjid melalui UPZ ibaratnya bisa mengumpulkan zakat sebesar Rp30 juta/tahun, akan ada zakat sebesar Rp6 miliar/tahun,” bebernya.
Tapi pihaknya berkeyakinan, jika UPZ sudah terbentuk dengan baik dan kuat. BAZNAS Kota Malang mengumpulkan zakat bisa lebih dari angka Rp20 miliar/tahun. Termasuk pengumpulan dari ASN Pemkot Malang.
“Kita bisa mendistribusikan kepada warga yang membutuhkannya. Akan tetapi, untuk capaian target bulanan berapa miliar rupiah. Kami belum berani memastikan nilai angkanya,” sebut dia.
Selain masalah zakat, diungkapkan lagi olehnya, BAZNAS pun punya tanggungjawab khusus kepada umat. Bagaimana seorang mustahiq (penerima) zakat, mampu ditingkatkan statusnya menjadi muzakki (pemberi) zakat.
“Persiapan ke depannya, kami tengah memperkuat datanya. Jumlah mustahik ada berapa, yang berpotensi menjadi muzakki ada berapa banyak. Kita rancang ke depannya mustahik naik status menjadi muzakki. Tapi tidak bisa dilakukan dengan proses instan. Butuh waktu sosialisasi, edukasi, serta penguatan pola pikirnya,” papar Kasuwi.
Disinggung akan optimisnya membangun UPZ pada 1000 masjid. Kasuwi menegaskan, kebetulan dirinya menjadi Ketua Dewan Majelis Indonesia (DMI) Kota Malang. Menjadikannya bisa mengetahui secara pasti petanya.
“Nanti melalui masjid ini jamaah akan kami gerakkan, terkait sosialisasi dan literasinya bab ZIS. Agar tidak terjadi tumpang tindih pengelolaan zakatnya kami kuati datanya,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)