Malang Post – Owner Klinik Syifa Husada Unggul (SHU), Pieter Susilo menerangkan, pendirian layanan kesehatan yang memadai ini, berawal dari merebaknya pandemi covid-19 waktu itu. Ketika dampaknya dirasakan masyarakat luas. Utamanya masyarakat kelas menengah ke bawah.
Fakta itu menjadikan biaya pengobatan begitu tinggi. Sementara fasilitas kedokteran terbatas. Masyarakat pun tidak sedikit yang meninggal dunia, karena pandemi tersebut.
“Dengan semangat peduli sosial kesehatan masyarakat itulah, bersama Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Swasta di Jawa Timur, dr. Edi Suyanto, menginisiasi membangun sarana sekaligus layanan kesehatan yang memadai.”
“Alhamdulilah, kami mendapatkan aset kepemilikan di seputaran Kelurahan Mulyorejo, Sukun Kota Malang. Menurut penilaian Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, layak untuk diwujudkan klinik,” kata Pieter, usai mendampingi Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, meresmikan Klinik SHU, Senin (4/09/2023).
Pihaknya sengaja membuat klinik, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kecil. Yang terbuka selama 24 jam, bagi masyarakat yang membutuhkan sewaktu-waktu.
“Pelaksanaan layanan fasilitas kesehatan (faskes), kita kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Melayani faskes kepada 15 ribu peserta,” imbuhnya.
Pelayanan yang saat ini diberikan oleh Klinik SHU Mulyorejo. Diantaranya, poli umum, poli gigi, penyakit dalam (internis), poli kesehatan masyarakat serta poli ibu dan anak.
“Kita memiliki dokter tetap dan siap melayani 24 jam. Dokter non tetap, manakala dibutuhkannya kondisi tertentu, siap hadir. Harapan kami masyarakat tidak perlu khawatir ketika berobat di sini (SHU),” jelas Pieter.
WALI Kota Malang, Drs. H. Sutiaji usai menandatangani prasasti Klinik SHU foto bareng dengan Owner dan Dirut, Pieter Susilo dan Patricia Tania Susilo beserta keluarga besar klinik, Senin (4/09/2023). (Foto : Iwan Irawan/Malang Post)
Klinik SHU ini, disebutkan Pieter, juga menyediakan unit gawat darurat (UGD) serta kebutuhan obatnya (apotek). Terlebih lagi, pihaknya mengutamakan pelayanan penanganan penyelamatan nyawa pasien. Sewaktu diberikan pertolongan pertamanya kepada pasien.
“Pemikiran kami terhadap kepedulian kesehatan masyarakat. Kami tengah mempersiapkan pembangunan rumah sakit tipe C, di belakang klinik SHU ini. Kami ingin komitmen dan serius membantu meringankan tugas pemerintah bidang pelayanan kesehatan,” ucap dia.
Founder Triguna Group ini menuturkan, pembangunan RS tipe C satu atap itu nantinya dikerjakan secara konsorsium. Saat ini masih dilakukan pembahasan internal sekaligus rapat koordinasi dengan Pemkab Malang. Karena RS tipe C itu nantinya berada di wilayah Kabupaten Malang.
“Rencananya kami akan membangun RS minimal tipe C nanti, berdiri di atas lahan seluas 1 hektare atau 10 ribu meter persegi. Tapi yang kita bangun hanya sekitar dua ribu meter persegi,” bebernya.
Lanjut dia, RS yang ada nantinya dilakukan satu atap terpadu dengan klinik SHU. Dimaksudkan manakala ada pasien darurat yang mau berobat ke SHU. Tapi kondisinya sudah gawat darurat (kecelakaan) dan mengkhawatirkan. Tinggal mengalihkan ke RS tersebut. Dengan begitu, pasien mendapatkan penanganan pengobatan intensif dari dokter-dokter yang ahli dibidangnya.
Pieter pun menukaskan, pembangunan RS tipe C tersebut, harapannya bisa dikerjakan permulaan di 2023 ini. Karena konstruksinya sudah siap, tinggal membangun menaikkan ke atas.
“Akan tetapi, masih butuh redesain ulang sesuai standard pembangunan RS pada umumnya. Mengingat dulu rencananya mau bangun pasar modern, tapi nihil terlaksana,” tandasnya.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji memberikan apresiasi dan berterima kasih akan kehadiran Klinik SHU. Menjadikan pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Malang, mudah didapat dan kian terpenuhi.
“Namun demikian, empat point penting mesti diperhatikan dengan seksama. Antara lain, promotif kesehatan secara komprehensif, kuratif, preventif serta rehabilitatif. Sebagai hal pokok utama dalam pelayanan kesehatan di masyarakat,” ujar Sutiaji.
Wacana pembangunan RS di kawasan Mulyorejo, pastinya bagus dan siap ditunggu. Karena kawasan sini masih belum ada RS. Berharap pemberian pelayanan kesehatan di Kota Malang, sudah tidak mengalami kesulitan.
“Semoga RS yang terbangun nantinya, pelayanan kesehatannya murah dan terjangkau. Kami pun mendorong UHC, setiap bulan kita menganggarkan miliaran rupiah untuk kebutuhan kesehatan warga Kota Malang kelas 3,” sebut dia.
Warga Bandulan Pondok Cempaka Indah, Yussi erviana dan Fajar Rustandi yang mengobatkan putrinya usia 8 bulan. Dikarenakan kejang-kejang, pilek diserta batuk. Langsung dibawa ke SHU.
“Kami sempat khawatir, sehingga langsung kami larikan ke sini (SHU). Alhamdulillah, kondisinya saat ini sudah agak baikan. Tinggal mendapatkan perawatan intensif lebih lanjut, kami berharap putri kami bisa segera sehat pulih kembali,” cetusnya. (Iwan – Ra Indrata)