
DISKUSI: Fernando Valente terlihat berdiskusi dengan FX Yanuar, salah satu asisten pelatih di Arema FC. Di sela-sela menyaksikan pemain lainnya berlatih. (Foto: Arema Official Foto)
Malang Post – Selepas dua pelatih Arema FC terdahulu mundur. Yakni I Putu Gede Swisantoso dan Joko ‘Gethuk’ Susilo. Sebenarnya beberapa nama pelatih asing, bermunculan untuk mengganti posisinya.
Baik yang sekadar dirumorkan. Atau yang memang sedang didekati Arema FC. Atau juga yang sengaja mengajukan diri. Paling tidak, ada tujuh nama pelatih asing yang sempat muncul.
Diantara nama-nama tersebut, muncul Divaldo Alves, Robert Rene Albert dan Milan Petrovic. Sampai mantan pelatih Persib, Luis Milla.
Bahkan nama Jose Fernando Martins Valente, pelatih asal Portugal, tidak pernah ada dalam pembahasan atau rumor yang berkembang.
Sekali pun ketika itu, kriteria pelatih asing sudah digariskan manajemen Arema FC. Yakni pelatih asing yang pernah melatih di Indonesia. Atau pelatih asing yang belum pernah di Indonesia, tapi pernah melatih klub di Asia.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi lantas membagi cerita. Berkaitan alasan menunjuk Fernando Valente sebagai pelatih kepala. Untuk melanjutkan tugas pemain lokal Arema FC, hingga Liga 1 musim 2023/2024 tuntas.
“Kami meminta semua kandidat pelatih, mempresentasikan ide-idenya untuk mengangkat posisi Arema. Meski kami juga melakukan verifikasi data. Terpenting lagi soal persyaratan administratif seperti lisensi kepelatihan,” jelasnya.
Setelah semuanya diseleksi, pilihan langsung jatuh pada Fernando Valente. Karena pelatih berusia 64 tahun ini, pernah melatih di kawasan Asia. Tepatnya di klub China.
Lisensinya, juga sudah masuk. Dia punya UEFA A Pro. Nilai lebihnya, kata Inal -sapaan akrabnya- Fernando punya semacam sertifikat psikolog.
“Sertifikat itulah yang menjadi salah satu modal coach Fernando, untuk membenahi mental pemain Arema FC. Sekaligus mengangkat mental pemain. Dan tidak dimiliki oleh pelatih lainnya.”
“Selain tentunya dari jawaban-jawaban yang diberikannya, kami mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan,” sebut Inal.
Fakta itu juga dibenarkan oleh Fernando Valente. Dia juga mengakui, hanya pelatih gila yang mau menerima tantangan menjadi pelatih kepala Arema.
Karenanya dia merasa bangga, untuk mengakui diri sebagai pelatih gila. Yang mau menerima tantangan cukup berat tersebut.
“Saya menyadari bahwa ini tantangan besar. Saya orangnya suka tantangan. Justru kondisi itu menjadi keuntungan besar buat saya. Karena bisa membuat sesuatu hal yang berbeda.”
“Saya memang sedikit gila. Karena hanya pelatih gila yang mau menerima tantangan seperti ini,” kata ayah kandung kapten tim Persebaya, Ze Valente ini.
Tetapi bukan tanpa alasan, Fernando Valente, mau menerima tantangan tersebut. Karena pelatih yang langsung mematok target menang di laga perdananya itu, punya modal bagus.
Yakni, passion hidupnya adalah di sepak bola. Dia juga punya pandangan yang jauh ke depan. Untuk menyelaraskan konsepnya dengan suporter di Indonesia.
“Passion saya untuk sepak bola. Pasion saya selaras dengan cara pandang suporter di Indonesia. Bagaimana mereka menikmati pertandingan.”
“Sejak musim lalu, saya sudah mengikuti pertandingan demi pertandingan di Indonesia.”
“Saya merasa, saya bisa membantu mereka agar dapat merasakan sepak bola yang berbeda,” tegasnya.
Karenanya, ketika dia menerima tawaran Arema FC, hal pertama yang dilakukan adalah berdiskusi dengan putranya.
Lantas meminta masukan kepada seluruh asisten pelatih Arema FC, terkait kondisi pemain-pemain Arema FC, saat ini.
Sembari dia menunggu waktu untuk diperkenalkan sebagai pelatih baru, Fernando Valente sudah punya track record terkait Arema FC. Hampir secara penuh. (*/ Ra Indrata)