
TINJAU: Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji didampingi Sekkota dan Kepala DPUPRPKP, tengah meninjau pembangunan embung di kawasan Kebun Bibit Tunggulwulung, Selasa (22/08/2023). (foto : istimewa)
Malang Post – Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji menegaskan, guna penanganan banjir di Kota Malang yang kian masif. Melalui Dinas PUPRPKP, dalam mengimplementasikan master plan banjir. Salah satunya diwujudkan dengan pembangunan embung atau bozem.
“Embung yang sudah terbangun di Purwodadi, Blimbing. Kedua di dekat Kebun Bibit Tunggulwulung, Lowokwaru. Harapannya, persoalan banjir di Kota Malang teratasi pada 2028,” tegas Sutiaji, disela-sela meninjau pembangunan embung, Selasa (22/08/2023).
Dia menjelaskan, selain di Purwodadi dan Tunggulwulung. Dua lagi, nantinya akan ada ditempat lain di Kota Malang. Tapi tidak menutup kemungkinan, bisa lebih dari empat lokasi. Hanya saja, saat ini pihaknya masih menyesuaikan dengan master plan.
“Pembangunan embung (Tunggulwulung) ini. Nantinya bisa mengurangi genangan air di kawasan Sukarno – Hatta, Lowokwaru sebanyak 20 persen. Ada 40 persen lainnya, mengalir ke kawasan Kemirahan,” sebutnya.
Disisi lain, Pemkot juga berupaya mengajukan ke Kementerian PUPR dan berkomunikasi dengan BBWS Jawa Timur. Untuk menyelesaikan banjir di kawasan Suhat, Lowokwaru dan sekitarnya. Sekaligus penyelesaian secara keseluruhan di Kota Malang. Manakala embung lainnya terbangun.
Embung yang dibangun saat ini, tambah Sutiaji, ketahanan tampungnya bisa lima jam, dengan kapasitas 2.800 meter kubik. Kembali dialirkan airnya ke sungai, setelah debit air sungai berkurang banyak.
“Kami berdoa dan berharap banyak, bantuan dari kementerian, dukungan dari BBWS. Serta implementasi master plan dengan embung. Agar persoalan banjir di Kota Malang secepatnya teratasi,” tegasnya.
Pihaknya berpesan kepada rekanan, nilai pekerjaaan pembangunan embung. Memiliki surplus sebesar 0,38 persen. Namun demikian, jangan sampai penyelesaian kontrak kerja tidak harus mengikuti kontrak.
“Kami menilai lebih cepat lebih baik. Dengan tetap memperhatikan nilai dan kualitas pekerjaaannya. Mumpung belum musim hujan tiba, bisa dilihat hasil manfaatnya. Kedua, plengsengan embung berkaitan dengan warga betul-betul serius diperhatikan dan dijaga kekuatannya,” tegasnya.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto menambahkan, pembangunan embung atau bozem di dekat kebun bibit Tunggul Wulung. Progresnya saat ini sudah 50 persen. Kedalaman embung 6,5 meter, dengan panjang 70m dan lebar 33m.
“Kita anggarkan sesuai kontrak kerja terpampang di papan board sebesar Rp3,3 miliar. Bermanfaat untuk menampung luapan air dari sungai dan meminimalisir genangan air di beberapa kawasan. Seperti Kedawungn dan di sekitarnya,” tuturnya.
Disinggung penyelesaian pembangunan embung di Tunggulwulung. Dandung menjawab, pekerja akan selesai pada November 2023 atau enam bulan kontrak kerja. Dikerjakan oleh CV Bumi Putera Perkasa.
“Penanganan banjir di Kota Malang, kami pun tengah fokus pada titik lainnya. Semisal di Suhat, Klojen serta lainnya. Mengenai di Klojen, kami menunggu hasil keputusan ketetapan pengadilan Tata Niaga Surabaya. Sedang kita persiapkan rumusan lanjutannya pada proyek Jacking,” jawab dia. (Iwan – Ra Indrata).