Malang Post – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang, gelar press conference, di kantornya lantai tiga. Berencana melaksanakan operasi (pemisahan) bayi kembar Siam usia 11 bulan, berinisial A dan A, Kamis (10/08/2023).
Direktur RSSA Malang, dr Mochamad Bachtiar Budianto menjelaskan, pihaknya melalui puluhan dokter spesialis dimiliki RSSA. Melaksanakan operasi bayi kembar siam, yang lahir pada 15 September 2022 kemarin.
“Rencananya kami laksanakan pada Sabtu (12/08/2023) lusa. Saat ini kami tengah mempersiapkan segala sesuatunya secara komprehensif. Mulai SDM, prasarana atau sarana maupun lainnya,” terang dr. Bachtiar.
Bachtiar menyebutkan, pelaksanaan operasi bayi kembar siam ini adalah kali pertamanya di Malang Raya. Untuk itu, dipersiapkan dokter berkompeten. Tingkat nasional hingga internasional.
“Mereka adalah dokter pilihan dan berpengalaman di bidangnya. Kita pun juga mendatangkan dari RS dr Soetomo Surabaya. Tentunya dokter spesialis berpengalaman,” sebut dia.
Perlu diketahui, orang tua dari bayi kembar siam ini. Merupakan peserta BPJS Kesehatan, sehingga segala kebutuhannya dicover oleh BPJS.
“Kami sepanjang memberikan pelayanan operasi bayi kembar siam. Pastinya tidak membeda-bedakan, baik dari sisi SDM, dokter, perawat, bidan, sampai gizi, obat obatan. Seluruhnya yang kita berikan semaksimal mungkin,” tambahnya.
Dokter spesialis anak, dr. Satrio Wibowo menginformasikan, kondisi kedua bayi tersebut. Setelah lahir pada 15 September 2022 lalu, dilahirkan di RSUD dr Saiful Anwar.
“Kondisinya kita ketahui bayi lahir hingga saat ini. Mengalami dempet pada bagian perut, atau istilahnya omphalofagus. Selain kulitnya menempel, bagian tulang dada dan sebagian organ hati atau liver turut menempel. Tapi untuk livernya sendiri itu terpisah masing-masing,” kata dr Satrio.
Sejak lahirnya bayi kembar siam tersebut, dr Satrio menuturkan, dalam perkembangannya terus dilakukan pantauan secara intensif. Demikian halnya, dengan bayinya terus rutinitas kontrol ke RSSA.
“Kita pun jalin kerjasama dengan faskes tingkat pertama. Yakni di salah satu rumah sakit. Bertujuan untuk mendapat vaksinasi maupun imunisasi waktu itu. Lainnya tetap kita lakukan pantauan kepada kedua bayi tersebut,” bebernya.
Sementara dokter spesialis anestesi, dr. Wiwi Wijaya mengatakan, kenapa operasi baru dilaksanakan pada usia 11 bulan. Dikarenakan disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien.
“Kami mesti melihat perkembangan janinnya. Sebenarnya dari usia 0 sampai 6 bulan, ada fungsi-fungsi organ belum optimal. Hal itulah yang mendasari kita kenapa memilih di usia 11 bulan,” kata dr. Wijaya.
Wakil Ketua Tim operasi bayi kembar siam, dr. Widanto menyampaikan, pelaksanaan operasi nantinya akan memakan waktu sekitar 10 sampai 12 jam lamanya.
“Semoga pelaksanaan operasi ini, kami diberikan kemudahan dan kelancaran, berhasil dengan sukses. Kami mohon doa restunya kepada warga Malang Raya,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)