Malang Post – Liga 1 musim 2023/2024 diikuti 18 tim. Kompetisi kasta tertinggi di Indonesia ini, sekarang sudah masuk pekan ke-5.
Dari seluruh kontestan, mungkin hanya Arema FC. Yang memiliki kapten tim terbanyak. Bahkan dari empat laga yang dilakoni, selalu berubah-ubah pemegang ban kapten.
Di laga perdana, saat dijamu Dewa United. Kapten tim dijabat Muhammad Rafli. Disusul Bagas Adi Nugroho, menjadi kapten tim kedua, saat menjamu Persib Bandung.
Lantas di laga pekan ke-3, saat dijamu Persik Kediri, sudah kembali ke kapten ‘sebenarnya’. Johan Ahmat Alfarizie.
Tapi kemudian berubah lagi di pekan ke-4, ketika menjamu Bali United. Kali ini justru legiun asing, Gustavo Almeida, yang menjadi kapten tim.
Selalu berubahnya penyandang predikat kapten tim itu, karena absennya Alfarizie. Termasuk kapten cadangan, yang juga tidak bisa tampil. Juga dengan alasan cedera.
Karenanya, siapa yang akan menjadi kapten tim pada pekan ke-5. Ketika Arema FC dijamu Persis Solo, di Stadion Sriwedari, pada Minggu (30/5/2023) mendatang. Masih menjadi tanda tanya besar.
Terlebih-lebih, saat ini Arema FC mempunyai pemain baru, Greg Nwokolo. Yang ketika masih membela Arema FC di musim 2012/2013 lalu, juga menyandang ban kapten.
Pun di beberapa klub yang pernah dibelanya, Greg juga penyandang ban kapten. Seperti saat di Madura United, bahkan di Persija Jakarta.
Namun kali ini, ketika kembali bergabung dengan Arema FC, Greg Nwokolo menyebut, Johan Farizi harus tetap menjadi kapten tim Arema di Liga 1 2023-2024.
Meski penyerang naturalisasi itu menilai, ada pemain Arema lainnya yang bisa menggantikan sebagai wakil kapten tim.
“Saya pikir, sekarang Farizi adalah kapten yang baik. Dia harus tetap kapten tim untuk kedalaman tim. Seharusnya pemain seperti dia, yang one man one club, memang tetap menjadi kapten. Itu gak boleh berubah,” kata Greg.
Sebagai pemain senior, Greg mengaku siap jika suatu saat ditunjuk menjadi deputi kapten tim ketika Farizi absen.
Namun, menurutnya, masih ada pemain-pemain lain yang lebih pantas mengemban jabatan tersebut.
“Kalau suatu saat mungkin Farizi gak bermain, lalu saya ditunjuk, kenapa tidak? Karena pada musim 2013 saya juga pernah menjadi kapten di Arema.”
“Tapi, masih ada pemain lain yang saya yakin masih bisa menjadi kapten. Ada Dendi Santoso, atau Dedik Setiawan. Saya pikir mereka maish layak juga jadi kapten,” imbuhnya.
“Jadi, saya gak harus pakai ban kapten. Yang terpenting bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan semua pemain. Baik pemain asing maupun lokal. Kita juga harus punya satu visi untuk mengangkat tim Arema menjadi lebih baik,” tegas pemilik 18 gol ketika membela Arema FC di musim 2012/2013 lalu.
Sebelumnya, Manajer Tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas menyebut, pemilihan pemain yang akan menjadi kapten tim, diserahkan sepenuhnya kepada pelatih.
“Saya serahkan kepada tim pelatih. Pengalaman Coach Gethuk (Joko Susilo) yang bisa memilih. Kalau saya gak bisa.”
“Mereka yang mendampingi tim di lapangan, sehingga tahu siapa pemain yang pantas menjadi leader,” kata Wiebie.
Wiebie juga menegaskan, kapten tim Arema FC tak harus pemain lokal. Pemain asing, yang baru gabung sekalipun, bisa mengemban ban kapten di lengannya, asal sesuai kriteria tim pelatih.
“Bukan cuma pemain lokal senior, pemain asing juga bisa menjadi kapten tim. Itu keputusan pelatih. Yang jelas, kaptennya sudah pasti,” tegas Wiebie. (Ra Indrata)