Malang Post – Semakin banyak pemain-pemain muda di Liga 1 musim 2023/2024. Terutama mereka yang bergabung dalam Timnas Indonesia kelompok umur. Yang ‘terpaksa’ harus meninggalkan tim. Untuk waktu yang tidak singkat. Minimal sekitar lima bulan.
Mereka memilih untuk mengikuti Pendidikan Secaba Bintara Polri. Sekalipun konsekuensinya, namanya sementara ‘dicoret’ dari daftar susunan pemain. Yang bisa diturunkan dalam kompetisi.
Terbaru, Arema FC memberikan izin pada salah satu pemain, Ginanjar Wahyu Ramadhani. ntuk mengikuti Pendidikan Secaba Bintara Polri. Yang sebelumnya dinyatakan lulus melalui program talent scouting prestasi non akademik.
Ginanjar Wahyu akan mengikuti pendidikan terhitung mulai 21 Juli-25 Agustus 2023 mendatang.
“Kami sudah menerima surat resmi dan Ginanjar, termasuk dalam salah satu pemain Timnas U-20, yang dinyatakan lulus melalui jalur talent scouting prestasi non akademik,” ungkap manajer tim Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, seperti dilansir dari laman klub.
Terkait pemanggilan Ginanjar untuk Pendidikan Secaba Bintara Polri, Wiebie sudah melakukan koordinasi dengan tim pelatih Arema FC. Sebagai bentuk antisipasi serta opsi apa saja yang harus dilakukan.
“Kalau secara teknis, tentu sudah diantisipasi oleh tim pelatih,” ungkapnya.
Ginanjar Wahyu sebelumnya memang bergabung dengan Timnas U-20. Dia dipinjam oleh Arema FC dari Persija Jakarta, untuk kompetisi Liga 1 2023-2024.
Bersama Arema FC di musim kompetisi BRI Liga 1 2023-2024, Ginanjar Wahyu menjalani debutnya saat pertandingan melawan Dewa United pada (2/7/2023). Saat itu dia masuk di menit ke-83 menggantikan peran Ariel Lucero.
Sebelumnya, juga ada nama Muhammad Ferrari, yang juga dipaksa meninggalkan Persija. Justru ketika akan bertandang ke Stadion Indomilk Arena, markas Persita Tangerang. Untuk bisa mengikuti Pendidikan Kepolisian selama 5 bulan.
Meski pelatih Persija, Thomas Doll, meminta tetap berada dalam tim. Namun keputusan Muhammad Ferrari tidak bisa diganggu oleh siapapun. Karena itu merupakan hak dari pemain dan klub juga memberikan izin.
Di Persib Bandung juga setali tiga uang. Saat tandang ke Parepare, menghadapi tuan rumah PSM Makassar, tidak ada nama Kakang Rudiyanto dalam DSP Persib. Yang juga ikut Pendidikan Kepolisian.
Lalu disusul Frengky Missa, bek kiri Persija, yang kini tengah dipinjamkan ke Persikabo.
Mereka juga harus absen selama lima bulan dari sepak bola, agar bisa fokus mengikuti pendidikan.
Ada yang menyambut baik langkah 4 pemain muda ini. Namun ada juga yang menyanyangkan keputusan mereka.
Menurut yang kontra, keputusan Ginanjar Wahyu dan kawan kawan, adalah keputusan yang putus ada. Mereka takut tidak mendapatkan tempat di klub, sehingga khawatir akan masa depannya.
Terutama Ferrari yang sejak kedatangan Rizki Ridho, namanya menjadi sedikit terlupakan.
Sebenarnya sah-sah saja ada pemain sepak bola yang menjadi anggota polisi atau tentara. Apalagi di Liga 1, ada dua klub yang memang dimiliki oleh Kepolisian dan TNI: Bhayangkara dan Persikabo.
Hampir separuh pemain Bhayangkara adalah anggota polisi.
Bahkan punya “profesi ganda” sudah sejak dulu dilakukan oleh para atlet.
Kiper legendaris Timnas Indonesia, Maulwi Saelan, punya pangkat terakhir sebagai Kolonel Angkatan Darat.
Mohammad Sarengat, atlet Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan emas di Asian Games dalam cabang atletik, juga punya pangkat terakhir sebagai Kolonel.
Hebatnya, Mohammad Sarengat juga merupakan seorang dokter.
Di luar, ada nama Lionel Lewis. Penjaga gawang legenda Singapura ini, juga merupakan anggota polisi.
Hal yang lumrah di Singapura yang mewajibkan warga negaranya untuk ikut wajib militer dengan tiga pilihan: menjadi tentara, polisi, atau pemadam kebakaran.
Rekan Herman Dzumafo sewaktu di PSPS Pekanbaru, Muhammad Isnaini juga adalah seorang polisi.
Penyerang yang menjadi tandem maut Dzumafo di lini serang PSPS ini masih cinta dan belum bisa meninggalkan sepak bola. Kabarnya, Muhammad Isnaini berniat untuk ikut kursus pelatih. (*/ Ra Indrata)