Malang Post – Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat, memastikan penanganan infrastruktur rusak yang terdampak bencana banjir dan longsor di Malang Selatan kemarin.
“Iya, sudah kita keluarkan SK darurat (penanganan) untuk infrastruktur yang rusak karena bencana kemarin. Kita ajukan perbaikan melalui anggaran BTT (Bantuan Tidak Tetap),” terang Wahyu Hidayat, di sela acara di Kepanjen, Selasa (11/7/2023) siang.
Menurutnya, infrastruktur rusak yang akan ditangani adalah jalan atau akses jembatan milik Kabupaten Malang.
“Penanggulangan bencananya sudah, ini BPBD dan PU Bina Marga sudah turun cek lokasi untuk menghitung kebutuhan pembiayaannya berapa. Yang pasti, anggaran BTT yang sudah ada di APBD tahun ini sebesar Rp5 miliar,” tandas Wahyu.
Soal besar anggaran perbaikan infrastruktur yang dibutuhkan, menurutnya bergantung penghitungan yang dilakukan PU Bina Marga bersama BPBD Kabupaten Malang. Dikatakan, kebutuhan anggaran bisa bertambah sesuai usulan kedua pihak ini.
Terpisah, Plt Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Suwiknyo mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan identifikasi dan cek kondisi di lapangan, untuk memastikan sejauh mana kerusakan yang timbul akibat bencana.
“Hari ini kita turun, cek lapangan, untuk memastikan mana saja yang mengalami kerusakan. Nah, nanti kita tentukan skala prioritas, mana yang urgen dan harus ditangani terlebih dahulu dan membutuhkan penanganan cepat,” jelas Suwiknyo.
Dikatakan, perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana ini menggunakan anggaran BTT, dan tidak diambilkan dari anggaran PU Bina Marga sendiri. Hal ini, menurutnya karena anggarannya untuk 2023 ini sudah ter-plotting sesuai program kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya.
“Kalau penanganan sementara infrastruktur rusak tetap diupayakan tahun ini menggunakan anggaran BTT. Tetapi, penanganan yang permanen masih menunggu 2024 mendatang,” imbuhnya.
Penanganan sementara yang dimaksudkannya, adalah mengembalikan fungsi infrastruktur untuk akses sebagaimana sebelumnya. Artinya, normalisasi yang penting bisa dimanfaatkan kembali.
“Yang pasti, (kerusakan) yang tidak bisa difungsikan karena bencana kemarin, kita tangani secepatnya sementara di tahun ini. Supaya bisa diakses kembali,” demikian Suwiknyo. (Choirul Amin)