Malang Post – Universitas Brawijaya kembali menambah empat guru besar, di pertengahan tahun ini. Hebatnya para guru besar ini, adalah para srikandi yang tangguh di bidangnya.
Mereka dikukuhkan pada Senin dan Selasa (26-27/6/2023) di gedung Samanta Krida kampus setempat
Dimulai dari Prof. Dr. Dra. Sri Rahayu, M.Kes., asal MIPA UB dan guru besar kedua, Prof. Dr. Eng. Fitri Utaminingrum, ST, MT., asal FILKOM UB
Dalam orasinya, Prof. Sri Rahayu menjelaskan keunggulan semanggi air. Karena tidak ada eugenol yang bersifat toksik pada spermatozoa. Ini berbanding terbalik dengan kepercayaan masyarakat, bahwa daun kemangi-lah yang meningkatkan kualitas sperma.
Dari penelitiannya, kemangi dapat meningkatkan parameter-paremeter yang berkaitan dengan kualitas sperma. Antara lain motilitas sperma (65 persen). Namun, pada dosis 200 mg/kg BB, kemangi menurunkan motilitas sperma.
Sedangkan tanaman semanggi air, yang sering digunakan masyarakat Indonesia untuk sayuran pecel, memiliki potensi untuk digunakan sebagai MPISQ.
“Karena setelah dicoba ke hewan coba di laboratorium, semanggi air bisa meningkatkan kualitas sperma. Melalui perannya sebagai antioksidan maupun antiinflamasi,” urainya.
Dari hasil analisis fitokimia, semanggi air mengandung metabolit sekunder. Yang memiliki aktifitas antioksidan. Antara lain quercetin, gallic acid, B-karoten, genistein, apigenin, daidzein dan naringenin.
Berbeda dengan kemangi, semanggi air tidak bersifat toksik pada spermatozoa. Sehingga dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas sperma. Selain itu, tanaman ini juga tidak bersifat toksik pada hepar (hati) dan ginjal.
Namun, kelemahan penggunaan semanggi air sebagai MPISQ, adalah belum terdapatnya kajian terhadap fungsi sel Leydig. Sebagai penghasil utama hormon-hormon reproduksi, yang berperan di dalam libido hewan coba.
Sehingga ia berharap, ada penelitian lanjutan yang menganalisis pengaruh tanaman semanggi air, sebagai MPISQ terhadap kadar hormon reproduksi. Analisa kualitas sperma melalui pendekatan DNA dan protein dan fungsi sel Leydig.
Sedang Prof. Fitri Utaminingrum, lewat inovasinya yang diberi nama: “Kursi roda pintar multi-feature”. Inovasi ini menjadi solusi bagi penyandang disabilitas fisik.
“Kursi roda pintar ini, memiliki beberapa fitur kendali. Yaitu manual, remote, pengenalan suara, human tracking, pergerakan kepala dan pergerakan bola mata, “ tuturnya.
Selain itu juga dilengkapi dengan sistem pengenalan papan nama ruangan, objek halangan dan klasifikasi tipe permukaan jalan. Fitur lain yang disediakan kursi roda ini, adalah fitur mengikuti gerak pemandu atau human follower.
Kursi roda ini, juga dilengkapi dengan sistem keamanan deteksi halangan berupa tangga turunan, tangga naik, pilar dll.
Kemudian dilanjutkan dua srikandi asal Fakultas Pertanian UB, yang akan dikukuhkan Selasa (27/6/2023). Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. Yang merupakan profesor ke-30 dari Fakultas Pertanian dan ke 172 di UB.
la merupakan profesor dalam bidang ilmu Geokimia Tanah. Yang memaparkan konsep GeoBioKim SL, untuk manajemen kesuburan tanah pada lahan pertanian terdampak erupsi gunung api.
Terakhir adalah Prof. Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, M.S. Merupakan profesor aktif ke-31 di Fakultas Pertanian dan ke 173 di UB.
la merupakan profesor dalam bidang ilmu Akarologi Tanaman. Yang memaparkan tentang Strategi Hijau untuk Kelestarian Kehidupan Tungau yang Harmoni di Agroekosistem. (M Abd Rahman Rozzi – Ra Indrata)