Malang Post – Aksi sosial dilakukan sejumlah relawan membersihkan kubah Masjid Agung Baiturrahman Kepanjen, Rabu (7/6/2023). Luar biasanya, kegiatan ini dilakukan relawan yang rerata sudah berusia paruh baya.
Tidak kurang empat orang yang melakukan aktivitas yang cukup menantang ini. Belakangan, mereka merupakan anggota pecinta alam GLAMOUR (Glorious Adventurer and Mountainer) Malang Indonesia.
“Hari ini sudah hari ketiga, dimulai sejak Senin (5/6/2023). Kegiatan ibu bakti sosial pembersihan kubah masjid, melibatkan kurang lebih 20 sampai 30 anggota kami,” kata Ketua GLAMOUR Malang Indonesia, Sugeng Prayitno, Rabu (7/6/2023) siang.
Pembersihan kubah dengan ketinggian sekitar 50 meter ini dilakukan secara bergantian, dan yang berada di kubah masjid tampak ada 3-4 orang. Anggota lainnya, cukup membantu menyiapkan peralatan dan logistik temannya.
Dikatakan Sugeng, awalnya kegiatan pembersihan dilakukan sehari. Dan, hari pertama bisa membersihkan separo kubah. Saat dilanjutkan esok harinya, pekerjaan terkendala ketersediaan air, yang mengandalkan aliran air sungai I.S Molek.
“Kendalanya, air sungai Molek untuk membersihkan tidak ada (debit kecil). Ya, tetap harus diselesaikan, kemungkinan Jumat lusa selesai,” terangnya.
Meski diputuskan bersama anggota sebagai kegiatan bakti sosial, ia mengakui inisiatif pembersihan kubah masjid ini berasal dari permintaan takmir Masjid Agung Baiturrahman.
“Karena kami punya basic pecinta awal, maka diserahkan ke kami. Ya, memang harus dipastikan safety (keselamatan) saat di atas, selain nyali. Semua peralatan memanjat yang standar kami bawa,” terang pria usia 50 tahun ini.
Sugeng merupakan pemanjat pertama yang kemudian memasang tali dari puncak kubah untuk digunakan selama pembersihan. Selain dirinya, ada juga pemanjat dengan usia paling senior, Martono (58), dan Kharis Bahanan (54).
Berbeda halnya dengan memanjat tebing, menurutnya pembersihan kubah masjid Agung ini hanya mengandalkan pijakan yang dikaitkan dengan tali (string) untuk memanjat.
Martono, mengaku masih tergerak niatan untuk melakukan pembersihan kubah masjid ini. Meski usianya menginjak kepala 6, ia cukup percaya diri menaiki kubah sejak hari pertama.
“Ya, tetap punya grogi sedikit awalnya, tapi Saya masih menguasai basic dan teknik memanjat. Stamina fisik yang memang berkurang, hanya bisa bertahan 1 sampai 1,5 jam di atas,” akunya.
GLAMOUR sendiri merupakan organisasi pendaki gunung dan penjelajah alam, yang sudah berdiri sejak Oktober 1976. Kini, komunitas pencinta alam ini sudah punya ratusan anggota, dan sudah terlembagakan formal menjadi Yayasan Sahabat Alam Lestari. (Choirul Amin)