Malang Post – Pasar Induk Among Tani Kota Batu selesai dibangun. Pasar induk tiga lantai yang dibangun menggunakan APBN sebesar Rp 152 miliar itu, tuntas dibangun dalam waktu 16 bulan. Dengan selesainya pembangunan itu, diperkirakan pada Juni mendatang para pedagang bisa boyongan dan kembali berniaga di pasar tersebut.
Saat ini sebanyak 3.306 pedagang masih menempati tempat relokasi di kawasan Stadion Brantas Kota Batu. Sebelum kembali menempati pasar tersebut. Nantinya Pemkot Batu melalui dinas terkait akan melakukan pengundian lapak terlebih dahulu.
Kepala Diskoumdag Kota Batu, Eko Suhartono menyatakan, nantinya aktivitas pedagang akan dimulai secara bertahap. Dimana sebanyak 2.209 pedagang pasar yang memiliki SK akan menempati pasar terlebih dahulu. Sedangkan untuk pedagang PKL pagi akan menempati pasar sebulan kemudian.
“Untuk PKL pagi yang berjumlah sekitar 1097 pedagang pindahannya sementara menunggu sekitar satu bulan. Hingga persiapan selesai semuanya,” tutur Eko, Senin (25/5).
Eko menceritakan, dulu saat keluar pasar menuju tempat relokasi. Pedagang PKL pagi direlokasi lebih duku. Sedangkan saat ini, pihaknya membalik. Dimana untuk pedagang pasar perzona yang telah ber SK akan menempati pasar lebih dulu.
Lebih lanjut, dia juga menuturkan, untuk sistem pengelolaan pasar, sementara waktu masih menggunakan sistem Unit Pelaksana Teknis (UPT). Ini dikarenakan sistem dan regulasi telah terbentuk sebelumnya.
Sedangkan apabila pengelolaan dengan sistem tersebut dirasa kurang mumpuni. Maka nantinya Diskumdag akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait. Untuk mendiskusikan sistem pengelolaan pasar baru, menggunakan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Sementara itu, untuk retribusi pasar, belum tahu apakah naik atau tidak. Namun yang pasti untuk fasilitas kelistrikan dan lain sebagainya, di setiap lapak akan kami pasang saklar meteran listrik. Sehingga biayanya akan ditanggung oleh pedagang sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Thohari menyampaikan, saat pembagian lapak, pihaknya berharap Diskumdag Kota Batu dapat berlaku adil. Sehingga nantinya tak sampai ada kericuhan dan keributan antar pedagang, saat mulai menempati pasar baru.
“Kita minta kepada Diskumdag agar bisa fair dalam penataan pedagang. Rasa keadilan harus diutamakan. Jangan sampai ada kecurangan. Contohnya seperti adanya titipan oknum pedagang yang meminta diletakkan di depan. Sedangkan yang tidak memiliki titipan dan kedekatan, mendapatkan bagian belakang,” tegasnya.
Selain itu, dinas terkait juga harus meminimalisir upaya pihak-pihak tertentu untuk melakukan jual beli SK. Dimana hal tersebut amat sangat dilarang, sehingga pedagang yang masuk harus sesuai dengan yang SK yang berlaku. Kemudian pihaknya juga mengusulkan adanya koperasi di pasar tersebut yang bisa dimanfaatkan pedagang.
Selain itu, Khamim juga menekankan untuk penataan kebersihan wajib diperhatikan. Apalagi pasar tersebut adalah pasar baru, yang dibangun dengan anggaran cukup besar.
“Selain penataan kebersihan. Penataan keamanan, terutama dalam hal perparkiran juga harus turut diperhatikan,” tandasnya. (Ananto Wibowo)