
Malang Post – Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, penyebab terjadinya kemiskinan ekstrem di Kota Batu karena adanya kesenjangan. Antara masyarakat atas dan bawah. Karena itu, perlu adanya intervensi untuk mengurangi angka kemiskinan itu.
“Di setiap kota pasti ada kemiskinan. Karena memang ada kesenjangan antara yang di atas dan di bawah. Maka perlu dilakukan intervensi agar kemiskinan ekstrem ini bisa semakin berkurang atau hilang sama sekali di Kota Batu,” tutur Aries.
Dengan adanya kesenjangan itu, Aries meminta seluruh OPD Pemkot Batu untuk ikut turun ke lapangan. Bukan hanya OPD terkait saja. Guna melakukan intervensi seperti apapun bentuknya. Baik melakukan program yang telah dimiliki ataupun dengan kemampuan yang dipunyai setiap OPD.
Contohnya seperti dalam bentuk Shodaqoh untuk mengintervensi kemiskinan ekstrem, dengan memberikan makan bergizi untuk masyarakat kurang beruntung, ataupun memberikan bantuan tunai.
“Seperti apapun bentuknya terserah. Tapi saya minta seluruh OPD untuk turun,” tegas Aries.
Kota Batu hanya terdiri dari tiga kecamatan. Dengan total ada 19 desa dan lima kelurahan di dalamnya. Menurut Aries, jumlah tersebut hanya sedikit. Sehingga untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dirasa tak terlalu sulit.
“Kami punya 30 OPD. Jika semua OPD ikut turun, belum lagi ditambah dengan pihak swasta yang juga ikut turun melakukan intervensi. Maka kemiskinan ekstrem di Kota Batu akan selesai. Tinggal kemauannya saja ada atau tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan informasi yang dia ketahui. Angka kemiskinan ekstrem di Kota Batu sebenarnya sudah turun. Dimana tahun 2021 ada 8.600 jiwa, sedangkan tahun 2022 kemarin sudah turun menjadi 8.000 jiwa.
“Tidak ada salahnya melakukan intervensi. Agar jumlah tersebut bisa terus turun di tahun 2023 ini,” ucapnya.
Aries meminta jajarannya turun ke lapangan bertujuan agar setiap OPD tahu by name by address. Kemudian jika sudah mengetahui orang tersebut kurang beruntung, sudah tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa bekerja dan di rumah hanya sebatang kara. Maka harus segera dilakukan intervensi.
“Data valid sangat perlu dan harus ada dalam waktu dekat ini. Jika belum ada, maka tidak bisa bergerak. Jika data sudah ada, bisa mulai melihat kelapangan. Untuk mengetahui masyarakat ini butu bantuan apa,” katanya.
Jika masih produktif dan usianya masih muda, bisa saja dikucurkan bantuan modal. Namun kalau ternyata sudah janda atau usianya sudah tua. Maka Pemkot Batu bisa melakukan intervensi secara berkelanjutan dengan memberi bantuan.
“Dalam Undang-undang juga sudah disebutkan dengan jelas. Jika fakir miskin dan anak terlantar merupakan tugas negara. Jika kita semua mau benar-benar turun ke lapangan, tidak butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan kemiskinan ekstrem ini,” bebernya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu. Angka kemiskinan di Kota Batu tahun 2020 mencapai 8.120 jiwa. Kemudian naik pada tahun 2021 jadi 8.630 jiwa karena pandemi Covid-19. Lalu turun lagi pada tahun 2022 jadi 8.063 jiwa.
Kepala Dinas Sosial Kota Batu, Ririk Mashuri mengatakan, untuk mengatasi kemiskinan di Kota Batu pihaknya sudah meluncurkan sejumlah program. Contohnya seperti program rehabilitasi sosial, yaitu pemberian alat bantu kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, kaki palsu serta pemberian bimbingan keterampilan kepada penyandang disabilitas.
“Selain itu, kami juga punya program perlindungan dan jaminan sosial lainnya. Meliputi bantuan sosial kepada lansia, bantuan sosial kepada penyandang disabillitas, bantuan sosial kepada veteran dan bantuan sosial kepada janda veteran,” beber dia.
Kemudian ada juga bantuan sosial barang yang direncanakan kepada keluarga, bantuan rumah tidak layak huni, bantuan sosial kepada karyawan pabrik rokok, bantuan sosial kepada masyarakat terdampak inflasi, serta bantuan pengembangan ekonomi masyarakat.
“Dengan adanya berbagai program yang sudah disusun itu, kami berharap bisa benar-benar menekan angka kemiskinan tahun ini. Kami tidak ingin angkanya naik walaupun masih ada pandemi,” tutupnya. (Ananto Wibowo)