Malang Post – Pantauan MalanQg Post di hari kedua, penerapan ujicoba rekayasa lalu lintas sistem satu arah (one way), Selasa (21/02/2023). Di sepanjang Jalan Basuki Rahmat Kayutangan Heritage, Jalan Semeru, Jalan Bromo, Jalan Buring, Jalan Kahuripan dan Jalan Majapahit serta di depan mall Ramayana. Tetap tidak terlihat ada kemacetan yang signifikan.
Yang terjadi hanya kepadatan arus lalu lintas. Sifatnya pun hanya sesaat. Utamanya pada saat jam masuk sekolah sekaligus masyarakat berangkat kerja.
Kepadatan arus terjadi di perempatan Rajabally mengarah ke Jalan Kahuripan hingga depan Masjid A. Yani. Satunya lagi di Jalan Semeru. Di depan SD/SMP Kristen Mardi Wiyata. Disebabkan, wali murid parkir mobil dropping putra-putrinya ke sekolah lebih dari lima menit.
Sudah ada rambu larangan tempat untuk parkir di tepi jalan. Tapi di lokasi ada mobil lebih dari empat kendaraan. Yang dengan santainya memarkirkan mobilnya hingga cukup lama.
Adanya mobil parkir sembarangan dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas, dua petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Doni dan Romli, secepatnya menghalau kendaraan tersebut. Untuk segera memindahkan kendaraannya.
“Terima kasih bantuan informasinya. Ini sedang kami cari pemilik mobilnya. Sekaligus kami imbau agar tidak mengulangi kembali parkir di sini,” ujar Doni, saat ditemui di lokasi SDK/SMPK Mardi Wiyata, Selasa (21/02/2023).
Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Dishub, Slamet Santoso. Pihaknya akan memberitahukan kepada sekolah tersebut. Agar para wali murid tidak memarkirkan kendaraannya di tepi jalan.
“Guna mendukung kelancaran arus lalu lintas di dekat sepanjang Jalan Semeru. Kepadatan ini hanya bersifat sesaat saja. Tapi kita tetap terus melakukan pemantauan atau pengawasannya di jam-jam sibuk,” kata Slamet.
Terpisah, Kadishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menegaskan, pihaknya telah menempatkan semua personilnya di lokasi. Termasuk, di Buk Gluduk (Embong Brantas) yang kerap mengalami kepadatan arus lalinnya.
“Kendati belum diberlakukan kebijakan one way. Ditempat itu memang sering terjadi penumpukan. Disebabkan, dari arah maupun selatan. Intensitas kendaraan lumayan tinggi,” tegas Widjaja.
Untuk penerapan contra flow di jalur satu arah bagi angkot, dijelaskan mantan Kabag ULP Setda Kota Malang ini, hanya dilakukan oleh beberapa sopir angkot. Sebagian lainnya terpantau tetap mengikuti jalur satu arah yang ditentukan.
“Kami hanya bisa mengimbau dan berharap serta berdoa, pelaksanaan contra flow berjalan lancar dan aman terkendali di lapangan. Dan kepada semua masyarakat. Tetap harus hati-hati atau tetap waspada saat mengendarai kendaraan di jalan,” jelasnya.
Sementara, pemilik kendaraan tanpa menyebutkan nama identitasnya, yang kedapatan parkir sembarangan. Dua mobil putih dan merah mengaku tidak tahu adanya larangan parkir tersebut. Yang merupakan dampak dari penerapan jalur satu arah. (Iwan – Ra Indrata)