![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2023/02/IMG-20230220-WA0031-1024x768.jpg)
Malang Post – Penetapan jalur satu arah atau one way di sepanjang Jalan Basuki Rahmat Kayutangan Heritage, Jalan Semeru, Jalan Kahuripan, Jalan Bromo serta Jalan Majapahit. Dimulai hari ini, Senin (20/02/2023). Oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, sejak 05.00 WIB.
Pantauan Malang Post di lokasi, tidak terjadi kemacetan. Hanya ada sedikit kepadatan arus lalulintas. Utamanya di Jalan Kahuripan, Jalan Bromo dan Jalan Semeru. Namun arus lalu lintasnya tetap berjalan, kendati sedikit merambat.
Beberapa warga Kota Malang yang belum paham akan penerapan one way. Ada yang sedikit bingung dan menanyakan kepada petugas di lokasi.
Salah seorang warga Jodipan, Amelia (40). Saat mengantarkan putranya sekolah di kawasan Jalan Kahuripan mengaku jaraknya menjadi terlalu jauh, ketika diberlakukan satu arah.
“Kami melihat ada kemacetan di lokasi, mungkin ini hari pertama diterapkan satu arah. Sehingga masih belum terbiasa,” jawab Amel di lokasi Jalan Kahuripan, Senin (20/02/2023).
Lain halnya, dikatakan Firman, warga Polesan. Kebijakan apapun yang diterapkan oleh Pemkot Malang, katanya, sepanjang itu untuk kebaikan bersama dan setuju saja.
“Tapi, jika sampai banyak merugikan warga. Baik secara ekonomi, waktu hingga hal lainnya. Kami meminta kepada Forum Lalu Lintas mengkaji ulang (mengevaluasi),” jelas Firman.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menegaskan, kepadatan arus lalu lintas di lokasi, hanya terjadi beberapa titik aja. Salah satunya di Jalan Kahuripan.
“Yang lainnya ada di Jalan Semeru dan Jalan Bromo. Namun begitu, tetap bisa berjalan lancar. Kalau pun ada yang kebingungan, masih wajar. Karena baru pertama diterapkan,” tegas Widjaja.
Menurut Widjaja, merubah kebiasaan masyarakat yang cenderung stagnan, ketika ada kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
“Untuk itu, kami mesti memberi pemahaman dan pengetahuan. Agar masyarakat bisa cepat memahami dan menerimanya. Kita lakukan ini semua untuk kepentingan umum, Dishub sekedar menjalankan amanahnya dari Forum Lalu Lintas,” paparnya.
Keberlangsungan jalur satu arah, sambung Widjaja, dilakukan evaluasi setelah tiga minggu berlangsung. Sekaligus menempatkan petugas di lokasi. Agar bisa memantau kawasan, mengamati, menganalisa serta memberikan catatan. (Iwan – Ra Indrata)
malang post tidak obyektif. warga malang mana yg setuju satu arah. apa sudah di tinjau komentar dari warga semeru. bromo. maupun masyarakat yang bekerja di jalan seperti tukang angkot, kurir, ojol. ap mereka setuju ?
tujuan satu arah itu untuk apa ?
mau buat destinati seperti malioboro ?
apa tim tata kota nya dilibatkan ?
banyak yang dirugikan jika dibuat satu arah ?
ingat satu arah dulu yg berlaku di jalan arah suhat ? apa sukses ?
proyek ambisius..khawatir dinilai gagal alias unfaedah…pantas klo ngeyel yg ga setuju dikasih janji² manis…contoh insentif para abang angkot…lama² abang online juga minta …😁
coba tanyakan masyarakat. siapa yg setuju dengan adanya tukang parkir di setiap ruko. itu baru obyektif
Malang hanya kota kecil, aktifitas tidak sebesar seperti surabaya.
Tidak bisa digunakan satu arah karena akan mengganggu prasarana masyarakat yg sudah berjalan sekian lama.
Daripada mikir jalan, pemkot seharusnya memikirkan kepedulian terhadap pemerataan fasilitas umum, contoh..PERBAIKI JALAN KAMI, KAMI MEMBAYAR PAJAK..GUNAKAN UANG KAMI SEBAGAIMANA MESTINYA.
Banyak hal tidak berguna yang diproyekkan sutiaji tapi hal umumpenting tidak diperhatikan.
Setuju diteruskan….👍👍👍
Selama 3 hari uji coba lalulintas lancar” saja tanpa ada kemacetan, memang beberapa ruas jalan terlihat lebih padat, tapi tidak macet brooo…
Cobalah melihat lebih luas. Lancar di satu titik, padat di titik lain. Bukan mengatasi tapi hanya memindah kepadatan. Dengan demikian, pengorbanan waktu, tenaga, dan BBM (setiap hari: pulang-pergi) ketika dibelokkan ke sana ke mari apakah sebanding dengan hasil yg katanya untuk kepentingan umum itu. Setiap orang yg lewat untuk bekerja dan mengantar anak ke sekolah juga kepentingan umum.
Kesannya kurang kerjaan, padahal dulu di masa kepemimpinan Anton sudah dicoba satu arah di Betek dan Dinoyo hasilnya gagal, waktu itu Sutiaji sebagai wakot.
Hadeeh jalan dah ruwet tmbh dibikin ruwet, goblok, goblok, goblok’