Malang Post – Lawang Fair di Terminal Wisata (Pujasera) Lawang dalam rangka merayakan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 dipertanyakan oleh sejumlah wartawan di Lawang. Mereka mempertanyakan tujuan dari acara yang digelar selama 10 hari mulai tanggal 10 – 19 Februari 2023.
Para wartawan di Lawang dikomando Muhammad David Arifin, tidak melihat di lokasi acara ada kesan peringatan HPN. “Saya dan teman-teman wartawan di Lawang hanya melihat sebuah tontonan pasar malam,” ungkapnya kepada awak media.
Dikatakan David, jika acara tersebut dikaitkan HPN semestinya di lokasi ada ruang pamer tentang sejarah pers masa lalu sampai masa kini. Tujuannya agar masyarakat khususnya Lawang, mengenal lebih dekat tentang bisnis media, dapur kerja wartawan di ruang redaksi.
Di Malang Raya, kata David, banyak perusahaan media lokal baik cetak, elektronik dan online serta para penulis lepas. Seharusnya mereka diberi ruang untuk berekspresi dan memamerkan produksinya. “Yang saya lihat di lokasi acara hanya stan kuliner, jualan pakaian, mainan anak. Mana stan produk-produk jurnalis,” kata David dengan nada tanya.
Ia juga mengkritisi run down acara Lawang Fair, tidak ada edukasi kepada warga masyarakat memahami sebuah berita yang benar.”Ini penting sekali. Supaya masyarakat tidak mudah terjebak oleh berita-berita hoaks,” tandas owner lensabarometerindonesia.com ini dan dibenarkan oleh M Yasin, wartawan warga Lawang.
“Di Lawang ini ada senior-senior wartawan. Bagaimana perasaan beliau-beliau jika melihat peringatan HPN di Lawang hanya terkesan pasar malam,” tutur David dengan menyebut sejumlah nama di antaranya, Imawan Mashuri (senior Jawa Pos dan founder JTV), Bambang Harijanto (mantan Jawa Pos), Wahyu (senior Harian Surya), M Dawoed Yasin (Media Pendidikan), Sugeng Irawan (senior Malang Post), Andriono (penulis dan budayawan), Mardi Sampurno (Radar Malang).
David menjelaskan, ia sudah mempertanyakan acara Lawang Fair ke Ketua PWI Malang Raya, Ir Cahyono dan mendapat penjelasan bahwa PWI Malang Raya tidak menggelar acara HPN di Lawang. Dikatakan, PWI Malang memperingati HPN secara tradisi dengan tasyakuran, santunan ke panti asuhan dengan keluarga wartawan.
Ditemui secara terpisah Sugeng Irawan, senior wartawan di Lawang juga mempertanyakan konten acara HPN di Lawang Fair kesannya hanya sebuah hiburan dan tontonan dan meninggalkan makna HPN yang nota bene ulang tahunnya PWI.
Sebagai mantan Ketua PWI Malang Raya, ia mengaku prihatin ada kelompok wartawan menggelar acara HPN tetapi tidak memamerkan produk-produk yang berhubungan dengan media dan karya wartawan. “Ini sudah jelas kegiatannya hanya numpang nama HPN,” tandasnya.
Dibenarkan Santoso, Pemimpin Redaksi beritalima.com. Ia juga tidak menampik jika ada warga yang mengeluhkan tentang mahalnya harga stan seharga Rp1,5 juta, acara tidak mengakomidir UMKM dan pedagang asli Lawang serta penutupan jalan selama 10 hari. Untuk penutupan jalan dalam jangka waktu lama, ia katakan wajib ada sosialisasi berupa pengumuman dan rambu-rambu untuk diketahui pengguna jalan. “Saya tidak melihat baner atau spanduk isinya sosialisasi pengalihan arus lalu lintas terkait kegiatan di sana (Pujasera). Apakah dinas atau forum lalu lintas tidak turun ke lapangan sebelum menerbitkan izin?” tandasnya.p
Terkait penutupan jalan, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana SIK menjelaskan bahwa proses perizinannya sudah diberikan. Menurut Putu, dampak kegiatan juga telah dibicarakan bersama pihak kepolisian, pemerintahan setempat dan warga.”Sudah diajukan proses perizinannya, Mas. Lalu juga sudah dibahas bersama forkopimcam sejak bulan Januari 2023. Komunikasi antara penyelenggara, forkopimcam, instansi terkait, serta warga juga baik, ” urai Putu Kholis kepada Malang Post.
Ditambahkan Putu, kegiatan tersebut juga didukung antusias warga Lawang. “Dari pihak penyelenggara, warga dan instansi terkait juga punya semangat yang sama, kegiatan bisa berjalan aman, lancar dan kondusif, ” ungkapnya.
Kasat Lantas Polres Malang, AKP Agnis Juwita Manurung, melalui pesan WhatsApp, Sabtu (11/2/2023) malam, menjelaskan terkait penutupan jalan sudah ada antisipasi kantong-kantong untuk parkir yang dikelola oleh warga sekitar atau RT setempat. Termasuk, pengalihan akses jalan melalui jalur alternatif. Sehingga, tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan lainnya.
“Untuk arus lalu lintas kendaraan yang dari Simpang 3 kecamatan Lawang, dialihkan belok kiri. Sedangkan, untuk jalur yang mau masuk Jalan Tawang Argo masih bisa melintas ke arah utara,” jelasnya. Jalur alternatif lainnya, lanjut AKP Agnis, dari area Jalan Diponegoro menuju arah Jalan Argopuro bisa melintas jalan Pungkur Argo. “Jalur ini yang nantinya akan menuju Simpang 3 Jalan Tawang Argo,” tuturnya.
Soal izin penutupan Jalan Tawangargo yang didirikan tenda peserta, Kasat Lantas Polres tidak menjelaskan lebih jauh. Malang Post mendapati panitia kegiatan Lawang Fair 2023 tidak memasukkan rekomendasi perizinan ke Dinas PM Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP). “Izinnya keramaian umum, mas. (Perizinan Hiburan) masuk dalam izin keramaian,” singkat Kadis PM-PTSP Kabupaten Malang, Subur Hutagalung, Sabtu (11/2/2023).
Sebelum mengantongi Izin keramaian umum dari Polres Malang, panitia Lawang Fair dari Aliansi Wartawan Malang (AWM) sudah mendapat rekomendasi penggunaan tempat dari Dinas Perhubungan Kabupaten Makang sebagai pengelola Pujasera Lawang. Dalam rekomendasi Dishub Kabupaten Malang di antaranya meminta pihak panitia berkoordinasi dan/atau pemberitahuan kepada instansi atau perangkat pemerintah daerah setempat. (Choirul Amien/Santoso)
Apakah boleh media menampilkan foto orang sedang merokok? Seperti tidak ada stok foto yg lainnya saja