Malang Post – Sejumlah isu strategis pembangunan diusung Pemkot Batu dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2024. Beberapa isu strategis yang akan dibenahi itu diantaranya seperti penurunan stunting, penanganan kemiskinan ekstrem, penurunan pengangguran dan beberapa lainnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyatakan, pada tahun 2023 ini pihaknya masih punya pekerjaan rumah (PR) untuk melakukan penanganan stunting. Pihaknya menargetkan pada tahun ini, dari angka kasus stunting di Kota Batu sebesar 14 persen bisa diturunkan jumlahnya.
“Hal itu akan terus kami kejar. Pada tahun 2024 mendatang untuk target penurunan stunting akan kami lakukan lebih masif lagi,” katanya Jumat, (10/2).
Kemudian untuk penanganan kemiskinan ekstrem. Aries mengatakan, permasalahan tersebut akan ditangani bersama. Batu merupakan sebuah kota, sehingga pemberdayaan masyarakat akan semakin ditingkatkan.
“Kami punya 19 desa dan lima kelurahan. Mengintervensi 19 desa dan lima kelurahan sebenarnya tidak terlalu sulit untuk Kota Batu. Maka dari itu, jika permasalahan ini digarap bersama dan semuanya punya kepedulian. Maka kemiskinan ekstrem tidak perlu jauh-jauh 2024 selesai. Tapi pasti terselesaikan tahun ini,” katanya.
Komitmen bersama untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem menjadi PR yang harus segera diselesaikan. Menurutnya untuk mengatasi persoalan tersebut, bukan hanya menjadi tugas pemerintah seorang. Namun tugas seluruh elemen masyarakat agar kemiskinan ekstrem di Kota Batu bisa segera teratasi dengan baik.
Isu strategis berikutnya yakni penanganan jumlah pengangguran terbuka. Dia melihat, sebenarnya potensi Kota Batu di bidang UMKM, pariwisata, perdagangan dan industri sangat luar biasa. Dengan melihat jumlah penduduk yang tidak terlalu besar, diharapkan penanganan pengangguran terbuka bisa diatasi dengan kurun waktu tak terlalu lama.
“Pengangguran terbuka ini bisa diatasi bersama. Tentunya dengan adanya kepedulian. Maka dari itu, mari bersama-sama meningkatkan rasa kepedulian. Sehingga angka pengangguran terbuka bisa segera teratasi,” ujarnya.
Selanjutnya untuk penanganan inflasi, Aries mengungkapkan jika sebenarnya angka inflasi di Kota Batu sudah sangat baik. Namun karena Kota Batu terklaster dengan kawasan Malang Raya, maka mau tidak mau angka inflasi Kota Batu juga ikut naik.
“Sebab kalau kami lihat di pasar. Daya beli masyarakat Kota Batu sudah semakin membaik,” ungkapnya.
Untuk menekan angka inflasi, pihaknya rutin melakukan operasi pasar dan menggelar pasar murah. Dengan cara itu, dia mengungkapkan jika kebutuhan bahan pokok di pasar Kota Batu harganya masih sangat murah.
“Maka dari itu, kedepannya kami menginginkan dari BPS untuk bisa memberikan evaluasi kepada kami. Agar Kota Batu bisa terlepas dari klaster Malang Raya untuk masalah inflasi. Sehingga dalam penanganan inflasi tidak tergantung kondisi Malang Raya,” ujarnya.
Lebih lanjut, untuk isu strategis perihal pelaksanaan Pemilu serentak. Aries menyampaikan jika Kota Batu jadi salah satu daerah di Jatim yang akan turut melaksanakan Pemilu serentak.
“Saat dilantik jadi Pj Wali Kota. Mandat pertama yang saya dapatkan adalah bagaimana cara mensukseskan Pemilu. Sehingga bisa berjalan baik dan tentunya dapat mewujudkan Pemilu yang Luberjurdil,” tandasnya. (Ananto Wibowo)