Malang Post – Sebanyak 25 anggota dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, mendapatkan pelatihan dasar. Khususnya pelatihan dasar pertolongan pertama kegawatdaruratan. Dari Indonesia Health Corporation (IHC) Rumah Sakit (RS) Lavalette Malang, momentum hari jadi ke – 104, Jumat (2/12/2022).
“Pelatihan tersebut, diberikan kepada teman-teman wartawan secara cuma-cuma. Guna bisa memahami teknik dasarnya, dalam kondisi darurat medis. Sehingga membantu masyarakat yang tengah mengalami musibah kecelakaan kerja atau di Jalan Raya,” kata Direktur, IHC RS Lavalette Malang, dr Mariani Indahri, M.M.
Penanganan yang diberikan, lanjut dr Mariani Indahri, adalah penanganan dasar pada permasalahan kondisi jantungnya. Seorang relawan atau wartawan harus memahami dan mengetahui tata caranya yang prosedural dan telah dirumuskan lewat metode DRSABC.
“Yakni Danger Response Send foto Help Airway, Circulation and Breathing. Yang artinya, seorang relawan harus bisa memahami kondisinya sendiri, yang akan ditolong maupun lingkungannya. Aman apa tidak akan memberikan pertolongan tersebut,” terang dia.
Selanjutnya, relawan bisa memahami apakah korban bisa mudah langsung merespon atau sulit. Lantas segera meminta bantuan kepada pihak terkait (RS/Puskesmas) terdekat. Hal lainnya, adalah memberikan nafas buatan sekiranya kondisi belum sadar atau normal.
“Tak kalah pentingnya lagi, korban juga segera dilakukan penanganan tekanan pemompaan secara halus tapi pasti diantara dada kanan dan kiri dada atau di atas ulu hati,” imbuhnya.
Sementara, penanganan teknik korban luka-luka dan patah tulang. Dikatakan dr Mariani, korban pun tidak bisa sembarangan penanganannya. Ada tata cara atau teknik tersendiri. Utamanya ketika ada organ tubuh menyeruak keluar, relawan tidak boleh main memasukkan begitu saja.
“Tapi ada caranya sendiri, salah satunya dengan mengambil air yang bersih dan mengalir atau air dari botol mineral. Kita bilas sampai bersih dari kotoran atau darahnya, setelah itu segera ditutupi dengan kasa steril secara berlapis (tebal). Jika dibutuhkan tambahan, ada kayu sebagai penahan dan tali kain (berbentuk donat),” bebernya.
Pelatihan yang diberikan, tidak sebatas itu saja. Juga menangani kecelakaan kerja lainnya. Pertama penguatan briefing (presentasi) materi sekaligus pengenalan istilah bahasa medisnya.
“Dan kita lakukan praktikum di lapangan, bagaimana cara penanganan pertama dan dasar terhadap korban kecelakaan. Hingga melakukan evakuasi kepada korban menuju ke rumah sakit terdekat, agar segera mendapatkan penanganan intensif dari Unit Gawat Darurat (UGD),” ucapnya.
Adanya pelatihan dasar pertolongan pertama kegawatdaruratan, menurut Ketua PWI Malang Raya, Cahyono, dinilai sangat penting dan berharga bagi para wartawan. Apalagi aktivitas wartawan di lapangan, tidak menutup kemungkinan sekadar liputan semata.
“Manakala menemui korban kecelakaan atau salah satu temannya mengalami kecelakaan, bisa langsung memberikan pertolongan dengan cepat. Bekal dasar pelatihan ini, kendati masih butuh pendalaman lagi. Teman-teman PWI bisa menerapkan nantinya,” sebut Cahyono.
“Bersama tim bantuan hidup dasar (BHD) IHC RS Lavalette Malang. Teman-teman PWI Malang Raya telah diberikan beberapa teknik dasar. Salah satunya, teknik memeriksa pernapasan dan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP).”
“Kita ketahui bagi orang tengah tidak sadarkan diri di jalan. Maka agar bisa mengembalikan kemampuan bernapasnya, serta memudahkan sirkulasi darah dalam tubuh. Supaya organ tubuh tetap hidup dan berfungsi. Sudah barang tentu, CPR dan RJP sangat dibutuhkan untuk menolong seseorang,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)