
Malang Post – Tindak kekerasan di lembaga pendidikan, diduga terjadi di salah satu sekolah favorit di Kota Malang. Dilakukan seorang guru SMAN 3 Kota Malang. Berinisial SW. Terhadap siswa kelas XII, sebut saja Bintang. Ketika mengikuti pelajaran di kelas, Kamis (3/11/2022) kemarin.
Awalnya kejadian tersebut, sengaja disembunyikan. Bahkan Waka Humas SMAN 3 Malang, Edy Efi Budiono, ketika dikonfirmasi, menyangkal adanya pemukulan itu. Didampingi salah satu guru BP, ia menyangkal informasi yang beredar.
Namun saat Malang Post meminta izin untuk merekam konfirmasi tersebut, keduanya langsung diam. Mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain.
“Saya minta maaf, jika ada penyampaian yang kurang pas. Mohon izin, permasalahannya saat ini tengah dibicarakan bersama antara guru (SW) dan wali murid tersebut,” terang Edy Efi Budiono, Jumat (4/11/2022).
Dan lagi-lagi, Edy tetap menyangkal adanya pemukulan tersebut. Ia mengaku kejadian tersebut, SW hanya sekadar menempelkan tangannya ke wajah Bintang. Itupun tidak terlalu serius.
“Kami kira mungkin itu bentuk teguran dan sifatnya candaan bagi Bintang. Karena kurang menyimak akan mapel yang diajarkan SW tersebut. Waktu itu pun sebenarnya situasinya sudah beres,” tutur Edy.
Bahkan untuk menjelaskan masalah tersebut, pihaknya sudah mengundang orang tua Bintang ke sekolah. Guna meluruskan permasalahan yang ada.
Bukan itu saja, di luar mediasi yang dilakukan sekolah, SW juga berinisiatif untuk bersilaturahmi ke rumah orang tua Bintang.
“Untuk kembali meminta maaf secara pribadi, setelah permintaan maafnya pertama kali di sekolah. Mungkin bentuk tanggungjawab moral dan terjalinnya komunikasi lebih harmonis. Sekolah pun juga memberikan peringatan atau teguran, agar tidak terulang lagi,” bebernya.
Dikonfirmasi terpisah, Wijianto, orang tua Bintang, mengaku kejadian tersebut bukan masalah serius dan sudah tidak menjadi masalah lagi.
“Sekiranya putra kami disakiti sedikitpun, niscaya kami akan menyelesaikan model apapun. Kedatangan kami ke sekolah atas undangan pihak sekolah. Guna membicarakan tentang pendidikan anak kami kedepannya (studi kuliahnya),” jawab Wijianto.
Komite SMAN 3 Malang, Wahyu, juga merasa harus turun tangan. Untuk meminta penjelasan. Mengkonfirmasi kejadian tersebut, kepada Waka Humas. Untuk dikomunikasikan ke Kepala Sekolah. Agar tidak menimbulkan situasi kurang kondusif. (Iwan – Ra Indrata)