Malang Post – Air mata tumpah saat salah satu saksi menceritakan tragedi Kanjuruhan Sabtu malam. Pemuda asal Kademangan Blitar ini mengaku sebagai korban yang sempat jatuh dari tribun bersamaan kepulan asap gas air mata.
Menurut Muhammad Rian Dwi Cahyono (22), ia terjatuh dari atas tribun ke bawah lapangan karena panik menghindari kepulan asap. Selebihnya, ia tidak sadar apa yang terjadi.
“Enggak memanusiakan Pak, saya kecewa banget Pak atas tindakannya. Nyawa sudah tersia-sia. Saya banyak kehilangan teman-teman, ” ucap Rian yang selalu datang saat Arema FC berlaga.
Rian melanjutkan, ia tidak sendirian saat nonton pertandingan, melainkan bersama sang pacar. Namun ia terpisah sejak terjadi insiden pelontaran gas. Rian mengalami luka patah di tangan dan kaki. Tangan dan kaki kanannya berbalut gips.
“Saya tidak tahu kondisi dimana pacar saya. Saya di dekat papan skor Pak, ” ucap Rian yang mengaku ikut-ikutan turun ke lapangan sembari protes kepada pemain.
Kata Rian, protes dimaksudkan hanya untuk berpesan pada pemain agar bermain lebih baik. “Saya ingin protes Pak. Biar lebih baik lagi gak kayak gini. Kami sakit satu sakit semua, ” akunya.
Saat turun di lapangan itulah, terjadi pelontaran gas air mata dan penghaluan petugas keamanan sehingga ia kembali naik pagar. Ia dan supporter lain sontak panik diantara kepulan asap gas air mata. Saat naik bermaksud keluar lapangan itulah ia terjatuh.
Beda cerita Rian dengan Tofan Zulkarnain (22) seorang mahasiswa yang juga bersama pacarnya. Tofan termasuk supporter yang tidak ikut ikutan turun tribun atau masuk ke lapangan.
Tofan berada di tribun sebelah tribun VIP. Saat kejadian, awalnya ia tenang bersama pacar. Tofan tidak mau ikut-ikutan turun ke lapangan. Bareng ada gas air mata mengepul di dekatnya, Tofan dan Aldita bersama supporter lain berusaha keluar tribun.
Saking padatnya, keduanya jatuh hingga terinjak-injak. “Saya keinjak-injak. Lalu gak sadar. Terpisah sama pacar saya, ” cerita Tofan yang mengalami luka ringan. Mata sebelah kanan Tofan tampak merah. Sementara Aldita, mengalami lecet di pelipis dan wajah.
Baik Rian, Tofan dan Aldita, masih dirawat di ruang depan IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Sejumlah pasien lainnya dirawat itensif di dalam ruang tindak IGD. (Santoso FN)