Teks: Iwan Irawan/Malang Post
Malang Post – Wisuda angkatan ke – 30 pada 2022, digelar oleh Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang. Bergelimang prestasi.
Terhitung lebih dari 500 jumlahnya. Regional dan nasional serta internasional. Baik segi akademik atau non akademik.
Diantaranya, empat siswa-siswi MAN 2 Kota Malang membanggakan. Mereka diterima di universitas luar negeri favorit, mendapatkan beasiswa S1 dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Mereka adalah Mohammad Ismu Daud (Toronto), Hilman AS (Singapore), Fitra Hasanata (Canada), Afifudin (Singapore). Belum lagi, prestasi kejuaraan seperti olimpiade matematika (internasional).
“Ada pula olimpiade fisika (internasional) OSN, basket (nasional), robotik (internasional), catur, atletik dan MTQ (nasional). Serta ratusan prestasi lainnya,” ungkap Kepala MAN 2 Kota Malang, Drs. Muhammad Husnan, M.Pd, di Gedung Graha Cakrawala UM, Kamis (9/06/2022).
Husnan menjelaskan, Ismu Daud juga terpilih sebagai siswa teladan di wisuda angkatan ke – 30. Dia siswa kelas XII MIPA 7. Tema diambil, Membangun Generasi Mandiri, Unggul, Kompetitif dan Berakhlakul Karimah di Era Global.
“Prestasi siswa-siswi angkatan 30 yang sudah lulus, sekaligus dari adik kelasnya, kita dorong terus untuk diasah potensial dan semangat juaranya. MAN 2 Kota Malang sendiri secara kelembagaan berupaya meningkatkan. Baik prestasi akademik maupun non akademik,” tandasnya.
Sementara, Koordinator giat wisuda, Ahmad Thohir Yoga, M.Pd., M.Ed menambahkan, prestasi yang dihasilkan siswa-siswi MAN betul-betul mengalami peningkatan besar dari sebelumnya.
“Kami melihat siswa-siswinya banyak keterima di kampus negeri favorit yang tersebar di Indonesia. Disisi lainnya, nilai TOEFL mayoritas di atas angka 600. Belum lagi hafalan Alquran-nya kebanyakan 10 sampai 20. Bahkan ada yang beberapa 30 juz,” tambah Yoga.
Bukan itu saja, sebut Yoga, ada beberapa siswa-siswi madrasah memiliki nilai peminatan jurusan selama ini ditekuni. Seperti IPA, IPS, Bahasa dan Agama. “Penilaian yang dihasilkannya lumayan memuaskan guru dan orang tuanya,” imbuhnya.
Siswa teladan yakni Mohammad Ismu Daud anak keempat dari pasangan Andri Nugroho dan Nurlaili, warga Pakis Kabupaten Malang. Ismu Daud menyampaikan, berbekal doa restu dan dukungan semangat dari orang tuanya, kendati sempat ditentangnya.
“Akhirnya saya berhasil meyakinkan kepada orang tua. Bermodalkan kemampuan bahasa Inggris untuk berkomunikasi, serta kemampuan belajar. Dan tetap menjadi diri sendiri, kendati di negeri orang. Berprinsip hidup tidak boleh neko-neko, wajib ikuti aturan hukum dan norma agamanya,” terang lajang lulusan SMPN 21 Malang ini.
Disinggung, apakah tidak khawatir hidup di negeri orang banyak godaan dan terjebak paham-paham tidak sesuai ajaran selama ini dipahaminya.
“Kami hidup di negeri orang adalah berniat untuk belajar dan mencari ilmu. Kedua, berprinsip hidup tidak perlu aneh-aneh. Ketiga, jalani rutinitas sehari-harinya sebagaimana hidup selama ini. Walaupun di negeri orang lain. Kami tidak ingin terjebak kehidupan yang sesaat, nantinya menjerumuskan kehidupan lebih bermakna lagi di esoknya,” pungkas lajang penerima LPDP S1 luar negeri. (Iwan – Ra Indrata)