Malang Post – Setelah ditentukan rute pertama pembangunan cable car atau kereta gantung di Kota Batu. Yakni mulai Coban Putri hingga Tlekung dengan jarak tempuh sekitar 1,5 kilometer. Pembangunan kereta gantung di Kota Batu terus berproses. Progres terbaru pembangunan mega proyek tersebut rencananya bakal dimulai pada 8 Agustus 2022.
Pada tanggal tersebut, bakal ditandai dengan penancapan tiang pancang pertama sebagai titik tower utama kereta gantung milik Kota Batu. Diawal pembangunannya, kereta gantung Kota Batu bakal mengusung konsep tourism, bukan mengusung konsep urban.
Penasehat Among Tani Foundation (ATF), Imawan Mashuri menyatakan, karena mengusung konsep tourism, maka kereta gantung itu nantinya akan melewati beberapa spot wisata. Berbeda jika mengusung konsep urban, maka kereta gantung bakal melewati perumahan warga.
“Menuju 8 Agustus berbagai persiapan akan kami lakukan. Dimulai dari penyelesaian masalah perizinan. Hingga keterlibatan masyarakat dalam kepemilikan kereta gantung harus ditata sebaik mungkin,” ujar Imawan, Kamis (7/4/2022).
Dia menegaskan, bagaimanapun caranya, pada tanggal tersebut start pembangunan tower utama harus bisa dilakukan. “Tanggal 8 Agustus harus start pembangunan. Kalau tidak begitu bakalan mundur terus. Maka dari itu, harus benar-benar ditekati bahwa tanggal 8 Agustus pembangunan bisa dilakukan,” tutur dia.
Imawan menambahkan, pembangunan kereta gantung merupakan hajat masyarakat Kota Batu. Oleh sebab itu, masyarakat Kota Batu harus jadi pemilik. Yang dimungkinkan cara kepemilikannya melalui koperasi. Melalui koperasi itu, nantinya bakal digarap per desa. Sehingga masyarakat Kota Batu bisa menjadi owner kereta gantung tersebut.
“Masyarakat Kota Batu harus jadi pemilik, bukan penonton. Karena kita adalah tuan rumah,” tegasnya.
Menurutnya, pembangunan mega proyek kereta gantung di Kota Batu merupakan suatu bentuk dari penambahan objek tourism. Dengan harapan, hadirnya kereta gantung bisa menjadi sport tourism baru berkelas dunia.
“Kami sedang Bikin Batu Berkelas Dunia (B3D). Dengan hadirnya kereta gantung, secara otomatis bakal menggairahkan tourism berkelas internasional,” kata Imawan.
Lebih lanjut, start pembangunan pertama kereta gantung sejauh 1,5 kilometer itu kedepannya bakal terus berkembang, sesuai dengan plan yang telah ditentukan diawal. Berawal dari 1,5 kilometer nantinya dimungkinkan bakal berkembang sejauh 9,6 kilometer dan semakin hari pengembangannya bakal semakin panjang.
Sebelumnya, perwakilan produsen cable car asal Austria Doppelmayer, Mr. Hans Jones mengatakan, karena kereta gantung di Kota Batu mengusung konsep pariwisata. Maka kabin yang cocok digunakan adalah kabin dengan kapasitas delapan orang. Tak perlu lagi menggunakan AC karena letaknya sudah berada di pegunungan yang dingin.
“Ada dua macam cable car di dunia. Yakni cable car yang melewati perkotaan sebagai sarana transportasi dan cable car dengan konsep wisata. Yang akan di gunakan disini (Kota Batu.red) sama dengan yang ada di Vietnam. Dengan mengusung konsep wisata,” katanya.
Terkait keamanan, pihaknya akan memperhatikan sebaik mungkin. Pihaknya akan menyiapkan gardu listrik cadangan untuk mengcover secara otomatis jika gardu listrik utama padam. Pihaknya akan betul-betul memperhatikan hal tersebut. Lantaran jika kereta gantung berhenti selama beberapa menit saja, akan membuat penumpang panik.
Sementara itu, Kepala Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Abdul Manan mewakili kepala desa se Kota Batu sangat mendukung pembangunan proyek tersebut. Dia mengibaratkan, pembangunan proyek tersebut seperti membuat gula. Yang nantinya akan didatangi oleh semut-semut.
“Ibaratnya seperti membuat gula yang nantinya akan didatangi banyak semut (wisatawan.red). Sebab itu pembangunan ini harus disegerakan karena ini adalah program bagus dan belum ada di Jawa Timur,” tandasnya. (yan)