Malang Post – Sehari saja, Senin (14/2/2022) siang, dua warga di Kabupaten Malang memilih menyerah dalam hidupnya alias bunuh diri. Pertama seorang pria di Kepanjen dan kedua seorang wanita di Kromengan.
Senin siang, persitiwa tersebut menggemparkan seputaran warga Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Warga bernama Istofa Aldo, ditemukan meninggal dunia. Di lehernya terjerat tali tampar. Posisinya di belakang rumah. Naas, sang ibu yang pertama kali menemukannya.
Korban Tofa dikenal sebagai bapak 1 anak. Sang anak diasuh mertuanya. Beberapa lama Tofa mengalami depresi berat sejak ditinggalkan sang istri pergi bekerja ke Singapura. Tidak sekali dua kali ia berusaha menyerah.
Dari keterangan keluarga, korban sering berupaya bunuh diri. Banyak cara dilakukan sebelumnya namun nyawanya terselamatkan. Pertama menyayat nadi tangan dengan pisau, kedua, terjun ke sungai Brantas.
Kapolsek Kepanjen, Kompol Sri Widyaningsih memastikan jika kejadian ini merupakan musibah murni gantung diri. Selain tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban, dikuatkan dengan keterangan sejumlah saksi-saksi.
“Korban ini mengalami depresi berat karena ditinggal istrinya. Ia tidak bekerja. Tinggal bersama orangtuanya yang sudah sepuh,” ungkap Widya kepada wartawan.
“Korban pernah berusaha bunuh diri masuk sumur, terjun ke Brantas dan pakai tali ini keempat kalinya. Tujuh kali dia berusaha,” tambahnya.
Di hari yang sama, beredar pula kabar yang sama di Bebekan, Slorok Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Korban seorang wanita. Hal yang sama dilakukan korban namun di dalam rumahnya.
“Korban wanita Mas. Di Bebekan Slorok Kromengan,” ungkap seorang warga Sumberpucung. Informasi tersebut tersebar di media sosial Sumberpucung, Ngajum dan Kromengan.
Minggu (13/2/2022) lalu, juga terjadi aksi bunuh diri di Kepanjen. Tabrakan di Sumberpucung diduga pula sebagai aksi bunuh diri yang mengakibatkan seorang ibu dan anak meninggal dunia. (yan)