Malang Post – Kuliner di Kota Batu semakin lengkap dengan hadirnya Omah Madhang Saridjoyo. Restoran ini menyajikan makanan khas Jawa tempo doeloe, berada di Jalan Terusan Metro, Desa Sumberejo, Kota Batu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Sidiq melaunching resto yang mengusung konsep jadoel itu pada Selasa (8/2/2022).
Hadirnya resto ini sebagai bukti bahwa Kota Batu terus bergeliat mengembangkan sektor ekonomi kreatif (ekraf), salah satunya di bidang kuliner.
Dengan hadirnya resto yang sangat unik dengan pemandangan alam Kota Batu ini, diharapkan mampu menarik wisatawan berkunjung ke Kota Batu.
“Wisata kuliner ini merupakan sebuah ide dan gagasan yang sangat luar biasa. Karena segala sesuatunya mengusung konsep tradisional yang benar-benar murni tradisional. Ini sangat menarik sekali. Karena itu saya sangat berterima kasih kepada owner Omah Madhang Saridjoyo yang sudah menuangkan idenya di Kota Batu,” ujar Arief, Selasa (8/2/2022).
Konsep dan menu makanan yang diusung Omah Madhang Saridjoyo, meyakinkan Arief mampu menjadi destinasi wisata kuliner yang viral dan ramai dikunjungi wisatawan. Sebab itu, ia mewakili Pemkot Batu sangat mengapresiasi atas hadirnya destinasi wisata kuliner ini. Dampaknya Kota Batu semakin disenangi wisatawan.
Dikatakan Arief, saat ini pihaknya tengah membangun destinasi wisata berbasis budaya bergandeng dengan masyarakat desa dan kelurahan untuk membangun desa wisata berbasis kearifan lokal.
“Saat ini wisata kuliner Kota Batu sudah bertambah lagi. Ini merupakan salah satu hal yang sangat istimewa. Karena itu, kami berharap konsep yang luar biasa ini bisa terus dipertahankan. Dengan cara terus melakukan penyempurnaan konsep dan penyajian terbaik lewat menu yang disajikan,” ujar dia.
Owner Omah Madhang Saridjoyo, Indra Budi Wijaya menjelaskan, konsep serba jadoel yang diusungnya terinspirasi dari kota asalnya Pacitan. Dimana di kota tersebut masih sangat kental akan adat Jawa. Mulai dari bentuk-bentuk bangunan hingga kulinernya.
“Kebetulan darah Jawa sangat kental, sehingga ini yang mendasari kami membuat Omah Madhang Saridjoyo. Pengambilan nama Saridjoyo juga bukan tanpa makna. Saridjoyo sendiri diambil dari potongan nama isteri saya,” ungkap dia.
Dia menjabarkan, kata Sari berarti lestari atau berkesinambungan. Sedangkan Djoyo memiliki arti keberhasilan. Jika disatukan, artinya akan bermakna terus lestari dan diberkahi keberhasilan.
“Hadirnya Omah Madhang Saridjoyo ini bisa digunakan sebagai uri-uri budaya jawa. Lalu bisa juga digunakan untuk mengedukasi pengunjung bahwa peradaban jadulan itu benar-benar ada sebelum hadirnya era serba modern seperti saat ini,” jelas dia.
Indra berharap kehadiran Omah Madhang Saridjoyo bisa menjadi embrio Desa Wisata Sumberejo. Dia melihat potensi yang sangat luar biasa di Desa Sumberejo dan belum digali.
“Dengan konsep yang kami usung ini, kami berharap bisa meningkatkan perekonomian bersama dengan seluruh masyarakat Desa Sumberejo,” ujarnya.
Para pencinta kuliner bisa datang ke resto setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB. Menu yang disajikan terbilang ramah dikantong, dibandrol mulai harga Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu.
Macam-macam menu yang disajikan. Contohnya, ada dadar jagung, dadar endog, ayam bacem, ayam kalasan dan beberapa menu lainnya.
Sedangkan untuk minuman tersaji wedhang uwuh, wedhang jahe, es coklat, teh susu Saridjoyo, teh apel dan sejumlah menu tradisional lainnya. (*)