
Kondisi awal Hudi saat diamankan warga dan anggota Polsek Dampit. (Istimewa)
Kondisi awal Hudi saat diamankan warga dan anggota Polsek Dampit. (Istimewa)
Malang Post – Jeritan keras Rabu (5/1/2022) pukul 07.00 WIB mengejutkan warga Dusun Krajan RT 20/RW 03, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Seorang pria tergeletak tidak bernyawa, seorang wanita lainnya luka sabet di bagian wajahnya.
Sang pelaku dipastikan bernama Hudi Cahyono (37). Korban meninggal, Suradi (65) adalah bapak kandungnya sendiri. Sedang korban luka bacok di pelipis dan jari tangan, Ponimi (47) tidak lain kakak kandung pelaku.
Hudi, diketahui warga sekitar mengalami kelainan jiwa. Namun baru kali ini emosinya meledak hingga menganiaya sang bapak dan kakaknya. Ia lama mengidap depresi sejak 2003 silam. Baru lima hari belakangan gejala emosi labil Hudi diketahui warga sekitar.
Seperti disampaikan Kepala Desa Jambangan, Eko Budi Cahyono saat ditemui wartawan di lokasi kejadian. “Kesehariannya pendiam. Lima hari ini ada perubahan, cara komunikasi ke masyarakat, seperti ada ancaman,” cerita Eko.
Hudi tinggal bersama sang bapak dan tinggal dekat dengan Ponimi. Sang istri telah lama meninggal. Selama ini Ponimilah yang memenuhi kebutuhan makan minum Hudi. Belum jelas apa pemicu depresi Hudi meledak tiba-tiba.
Pagi itu, jeritan Ponimi memanggil bapak terdengar keras. Sebagai tuna wicara, ia sebisanya berteriak. Luka ditangan tak dihiraukannya. Ia berlari dari dapur belakang. Bersamaan itu, Hudi juga keluar rumah. Ia memasuki kamar mandi depan rumah.
Sekejap saja, tanggapi teriakan, datanglah Sugianto dibantu Ngatemin. Warga juga bermunculan mendekati sumber keributan. Pintu kamar mandi didobrak. Hudi segera diamankan.
Hitungan menit kemudian, anggota Polsek Dampit datang ke lokasi kejadian. Tangan dan kaki Hudi telah terikat ke belakang. Warga terpaksa mengikat erat karena kuatir jika longgar Hudi dapat lolos berontak dan mengamuk.
Informasi kejadian ini segera diketahui perangkat desa. Warga dan kerabat membantu membawa segera korban luka Ponimi ke Puskesmas dan dilanjutkan ke RS Bokor Turen. Polisi berdatangan. Membentangkan garis polisi.
Cerita senada juga disampaikan Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Donny Kristian Baralangi kepada media. Pihaknya dan Polsek Dampit telah mengamankan terduga pelaku. Namun hingga kini pelaku hanya diam saja.
Kata Donny, ada dua korban. Satu meninggal akibat sabetan senjata tajam di leher dan pundak belakang. Satu saksi kondisi hidup mengalami luka berat dengan luka sabet di jari tangan dan pelipis wajah.
“Terduga pelaku, diduga kuat anak kandung korban. Dugaan awal, pelaku mengalami depresi. Masih kita dalami lagi. Namun kondisi pelaku, masih dalam kondisi kejiwaan yang terganggu,” papar Donny.
Kata Donny, dalam tanya jawab maupun interogasi saat di Polsek Dampit, Hudi tidak bicara sama sekali. Hudi terdiam tidak menanggapi komunikasi dengan polisi.
Rencananya penyidik akan melibatkan ahli kejiwaan untuk proses lanjut.
Sementara itu, di lokasi kejadian, anggota Inafis Satuan Reskrim Polres Malang bersama Polsek Dampit mengamankan barang bukti alat penganiayaan yakni sebilah sabit. Nantinya, penyidik akan memeriksa keterangan saksi.
“Ada saksi yang membawa sabit keluar dari rumah dan pelaku sembunyi di kamar mandi. Saksi masih proses pemulihan karena luka berat,” urai Donny, Rabu (5/1/2022) siang.
Rabu siang, jenazah korban Suradi dibawa ke Instalasi Forensik RSU Dr Saiful Anwar Malang untuk dilakukan proses otopsi. Siang kemarin, saat dilakukan olah TKP kejadian, masih tertata rapi tiga gelas kopi di atas meja dapur.(yan)