Malang Post – Hingga penghujung akhir tahun 2021 dunia masih dilanda pandemi COVID-19. Pandemi ini memang memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi segala tatanan kehidupan. Tidak hanya ekonomi dan sosial, dunia pendidikan juga terkena imbas yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran.
Pandemi memberikan gambaran sistem pembelajaran di Indonesia kedepannya akan lebih dinamis melihat bahwa saat ini semua hal bergantung pada teknologi.
Sejak awal pandemi pemerintah telah mencanangkan pembelajaran daring (dalam jaringan) pada seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Namun pada kenyataannya, setelah hampir dua tahun berjalan pembelajaran daring masih memiliki banyak problematika. Salah satunya adalah mahasiswa baru yang menempuh jenjang perkuliahan ditengah pandemi.
Dunia perkuliahan merupakan salah satu tahap paling atas dalam proses pendidikan. Hal ini tentu memberikan kesan tersendiri bagi para mahasiswa baru yang berkuliah pada kampus impian mereka.
Kendati demikian, permasalahan yang sering terjadi pada mahasiswa baru yaitu adanya masa transisi dari sekolah ke dunia perkuliahan, dari sistem belajar teacher center menjadi student center, dari yang awalnya belajar sesuai arahan guru.
Namun saat ini mahasiswa baru dituntut untuk belajar mandiri, ditambah lagi dengan perkuliahan saat ini dilakukan secara daring. Kondisi seperti sekarang tentu tidak mudah bagi sebagian mahasiswa.
Seperti yang dipaparkan oleh Vika Annisa Qurrata, dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UM bahwa mahasiswa baru saat ini kurang mampu mengikuti dan memahami pembelajaran mata kuliah pengantar ekonomi dengan baik.
“Pengantar ekonomi itu kan mata kuliah paling dasar yang diperoleh mahasiswa saat semester awal masuk kuliah. Pastinya yang mengambil jurusan ekonomi pembangunan ya. Dan setelah saya lihat dengan pembelajaran daring seperti sekarang ini mahasiswa masih sangat kurang memahami materi. Terlihat waktu saya beri pertanyaan tidak ada jawaban. Apalagi ketika proses mengajar daring berlangsung, mereka yang meng-off-kan kamera bisa makan, tiduran, atau bahkan tidak mendengarkan dan asik bermain hp. Kalau misalnya ini pembelajaran tatap muka, kayaknya hal seperti itu gak akan terjadi. Maka dari itu ini PR untuk kita dosen-dosen membuat bagaimana perkuliahan menjadi lebih menarik, begitu” pungkas Vika.
Saat ini, Vika bersama tim peniliti yang lain sedang mencoba membuat metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk belajar. Selanjutnya mereka membuat penelitian eksperimen dengan menggunakan Tik Tok sebagai media belajar. Vika mengungkapkan aplikasi Tik Tok saat ini sangat digemari kaum muda, terbukti sampai Juli 2021 Tik Tok sudah diunduh oleh 92,2 juta pengguna di Indonesia. Hal ini pula yang menjadikan dasar Vika dan dosen lainnya menggunakan Tik Tok sebagai bahan penelitiannya.
“Sekarang ini siapa sih yang gatau Tik Tok, semua anak muda kebanyakan suka lihat Tik Tok. Walaupun gak semua bikin konten di Tik Tok tapi ada juga yang hanya suka lihat-lihat videonya. Video di Tik Tok ini kan juga macem-macem, ada konten joget, konten komedi lucu, ada juga konten yang informatif, maka dari itu saya dan tim yang lain ingin menajadikan Tik Tok sebagai konten edukatif dan sarana belajar juga. Dengan isi mengenai materi perkuliahan temen-temen mahasiswa juga bisa belajar dari sana. Nantinya itu kita suruh mahasiswa untuk membuat konten video tentang materi yang sudah dibagikan tiap kelompok. Lalu nanti videonya dikirim ke saya setelah itu kami upload ke akun Tik Tok jurusan ekonomi pembangunan begitu” jelas Vika.
Pengembangan metode pembelajaran ini memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah pengantar ekonomi. Dilihat dari hasilnya, mahasiswa cukup mampu memahami dan memaknai tentang ilmu ekonomi dasar yang dipelajari. Pergolakan teknologi yang semakin cepat dan mudah saat ini cukup membantu dalam mengatasi permasalahan pendididkan ditengah pandemi. Namun yang pasti harapan bagi dunia Pendidikan kedepannya adalah pandemi ini segera berakhir. Meskipun kecanggihan teknologi mampu membatu dunia pendidikan untuk tetap berjalan, namun sekolah maupun kuliah tatap muka masih menjadi tiang utama dari proses pembelajaran. (tim/adv)