Malang Post – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis perekonomian nasional bisa tumbuh di atas 5 persen pada 2022. Ini didorong oleh sejumlah stimulus. Di antaranya adalah telah melandainya kasus Covid-19 yang diiringi dengan peningkatan mobilitas masyarakat.
Tentu ini berpengaruh dengan kenaikan permintaan pasar. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pun yang selama pandemi seolah mati suri ikut terdorong dengan peningkatan produksi. Dampaknya, angka kredit di perbankan memiliki trend positif.
“Kami optimistis ekonomi akan terus membaik. Tinggal sekarang kita harus memperbesar kapasitas ekonomi dan mendorong sektor mana saja yang harus tumbuh,” kata Darmansyah, Direktur Humas OJK,pada Dialog Akhir Tahun dan Media Gathering bersama Mitra OJK Malang di Taman Dayu Gold Club & Resort, Kamis (16/12).
Menurut Darmansyah, kini OJK sedang mendorong ekonomi hijau guna memunculkan sektor ekonomi baru yang berkelanjutan. Termasuk di dalamnya mendorong sektor industri tumbuh. OJK juga mendorong sejumlah sektor agar terus tumbuh dan berkembang. Salah satu di antaranya sektor pariwisata.
Optimisme pertumbuhan ekonomi di 2022 itu dapat dilihat dari adanya perbaikan kinerja ekonomi di kuartal III yang tumbuh positif 3,51 persen dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 sebesar 3,5 – 4,0 persen
Perbaikan kinerja ekonomi juga tercermin dari arus dana masuk/keluar di pasar modal meningkat sebesar Rp 1,20 triliun per 8 Desember 2021. OJK mencatat, hingga November 2021 investor pasar modal mencapai 7,2 juta dari data Single Investor Identification (SID). Ini meningkat dibanding Desember 2020 di angka 3,9 juta investor.
Investor saat ini didominasi oleh milenial. Angkanya 59,87 persen dari jumlah 7,2 juta itu berusia di bawah 30 tahun dan 21,48 persen berusia 31-40 tahun. Jika dihitung secara sederhana, total sekitar 5,85 juta investor itu merupakan generasi milenial dan Gen Z.
Darmansyah mengungkapkan, investor ritel berusia kurang dari 30 tahun semakin mendominasi dibanding tahun sebelumnya. Yakni 54,9 persen pada Desember 2020.
“Banyak kaum milenial invest di pasar modal. Banyak yang ikut tren,” ungkapnya.
Meski demikian, Darmansyah menyorot bahwa tren positif itu masih harus diimbangi dengan peningkatan kewaspadaan investasi. “Ada yang tidak lihat fundamental perusahaannya. Jangan cuma ikut-ikutan, ada pom pom saham, cuma lihat di Instagram ‘ini akan naik’ langsung percaya. Padahal penasihat keuangan harus berizin dan bersertifikat,” papar Darmansyah.
Darmansyah juga memaparkan bahwa penghimpunan di pasar modal tahun 2021 juga mengalami kenaikan dibanding tahun 2020. Per 7 Desember 2021 dana yang terhimpun di pasar modal sebesar Rp 335,8 triliun dari 180 penawaran umum (PU) dan masih terdapat 11 PU dengan nilai Rp 13,99 triliun yang masih dalam pipeline.
“Kredit perbankan saat ini juga masih menunjukkan pertumbuhan positif. Termasuk juga Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga minggu pertama Desember 2021 trendnya positif di angka 9,98 persen,” ucap Darmanyah.
Sejalan dengan pertumbuhan industri keuangan secara nasional, sektor perbankan di Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo juga menunjukkan pertumbuan positif.
Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, mengatakan, kredit perbankan pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi Rp 71,92 triliun per Oktober 2021, meningkat dibanding tahun 2020 yang tercatat Rp 68,82 triliun per Oktober 2020
Khusus area Malang Raya kinerja perbankan juga menunjukkan perbaikan. Tercatat total aset perbankan mencapai Rp 103,51 triliun, DPK Rp 67,91 triliun dan kredit perbankan mencapai Rp 45,12 triliun. “Sementara DPK per Oktober 2020 di angka Rp 80,68 triliun dan mengalami peningkatan menjadi Rp 85,56 triliun per Oktober 2021.
Sugiarto juga memaparkan bahwa secara regional, investor saham tumbuh 128 persen di wilayah kerjanya. “Tumbuhnya cukup signifikan. Termasuk para mahasiswa dan pengusaha muda yang mulai belajar trading saham dan masuk pasar modal,” ujarnya.
Saat ini, OJK masih terus melakukan strategi-strategi dalam penguatan literasi investasi. Misal, dengan mendirikan galeri-galeri investasi di kampus-kampus sebagai sarana edukasi.
“Galeri investasi di universitas ada 13. Semuanya di wilayah OJK Malang. Juga ada di luar kampus di kantor HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Malang. Kami berusaha menggandeng para pengusaha muda agar tidak terjerumus investasi bodong, ” terang Sugiarto.
Selain itu, program unggulan lain dari OJK Malang adalah penyelenggaraan Sekolah Pasar Modal (SPM) dengan sasaran audiens yang beragam. “Sekolah pasar modal, mengajari trading saham. Contohnya, analisis sederhana seperti apa, ciri investasi aman seperti apa,” ungkap Sugiarto. (Eka Nurcahyo)